Kota Kinabalu (ANTARA) - Kasus kebakaran enam kotak dan 1.818 lembar surat suara pemilu presiden-wakil presiden dan legislatif di Jalan Sapi Nangoh Wilayah Pamol Kawasan Sandakan, Negeri Sabah, Malaysia pada Minggu, 7 April 2019 masih menimbulkan pro kontra. Namun Konsulat Jenderal RI Kota Kinabalu Negeri Sabah menegaskan, kebakaran tersebut tidak ada unsur kesengajaan atau sabotase oleh pihak tertentu.
Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu, Krisnha Djelani di Kota Kinabalu, Sabtu mengatakan, mengenai kasus kebakaran logistik pemilu 2019 di wilayah kerjanya sudah tidak ada masalah lagi dimana Kepolisian Diraja Malaysia Wilayah Beluran telah melakukan olah tempat kejadian.
Hal ini juga telah dilakukan pertemuan antara Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN), Panwaslu Luar Negeri dan kepolisian negara itu pada 10 April 2019 di Kota Kinabalu diperoleh kesimpulan tidak ada unsur jenayah (kriminal) maupun kecelakaan lalu lintas.
"Jadi kasus kebakaran logistik pemilu (2019) di Sandakan itu sama sekali tidak ada unsur kesengajaan sebagaimana hasil olah TKP dari kepolisian Beluran Sandakan," ujar Krisnha Djelani.
Ia juga memaparkan, seluruh tahapan pelaksanaan pemilu 2019 di Negeri Sabah telah berjalan sebagaimana mestinya. Jika ada unsur kekurangannya patut dimaklumi karena kondisi geografis yang tidak memungkinkan.
Krisnha Djelani menyatakan, dirinya senantiasa melakukan pemantauan seluruh tahapan pelaksanaan pemilu 2019 di wilayah kerjanya selaku perwakilan Pemerintah Indonesia. Namun tidak harus melibatkan diri dalam pelaksanaan teknisnya karena ada penyelenggara yang telah ditunjuk.
Ia pun mengaku, telah mendatangi lokasi kebakaran di Jalan Sapi Nangoh Sandakan untuk melihat langsung konsidi dan situasinya pada 11 April 2019.
"Saya sudah datang langsung juga di lokasi kebakaran dengan melihat langsung situasi dan kondisinya. Sekaligus bertemu dengan aparat Kepolisian Beluran yang punya wilayah," kata dia.
Pewarta: Rusman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019