Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Arab Saudi akan menghapus pungutan tambahan bagi eksportir Indonesia paling lambat 31 Desember 2007.
Dalam keterangan resmi Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional, Departemen Perdagangan, Selasa, disebutkan keputusan tersebut merupakan hasil perundingan bilateral maupun multilateral pada sidang kelompok kerja pendaftaran Arab Saudi menjadi anggota WTO selama tahun 2003-2005.
Sejak 1985, perusahaan Indonesia yang melakukan ekspor ke Arab Saudi harus membayar pungutan tambahan selain bea masuk yang besarnya ditentukan oleh pemerintah Arab Saudi dan dewan bisnis setempat.
Pungutan yang harus dibayar eksportir Indonesia antara lain biaya pengesahan
invoice dan Surat Keterangan Asal (Rules of Origin) sebesar 15 dolar AS.
Eksportir juga dikenakan biaya 8 dolar AS untuk setiap dokumen ekspor. Sementara itu, Kadin urusan Timur Tengah mengenakan biaya untuk legalisir dan pendaftaran dokumen ekspor dengan biaya antara Rp.25.000-Rp200.000.
Depdag berharap Penghapusan pungutan ekspor tambahan tersebut mempermudah prosedur ekspor ke Arab Saudi dan meningkatkan kinerja ekspor Indonesia.
Sebelumnya, pada 28 April 2007 delegasi Indonesia dan Arab Saudi menandatangani kesepakatan penurunan tarif bea masuk produk ekspor Indonesia ke Arab Saudi dan memberikan status "initial negotiating rights"/INRs (hak negosiasi khusus yang didapat atas memberi dukungan masuknya Arab Saudi menjadi anggota WTO) untuk produk ekspor utama Indonesia ke negara tersebut.
Beberapa produk ekspor nonmigas Indonesia yang diminati konsumen Arab Saudi antara lain ikan, buah manggis, pipa, sajadah, tikar, tas, sandal, sepatu, garmen, makanan, dan minuman.
Selama ini, ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi mengalami kenaikan rata-rata 9,2 persen per tahun sejak 2002. Selama periode Januari-Juni 2007 ekspor ke Arab Saudi mencapai 412,5 juta dolar AS atau meningkat 32,92 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Nilai ekspor ke Arab Saudi tahun lalu mencapai 524,2 juta dolar AS. Ekspor nonmigas ke Arab Saudi menyumbang 0,93 persen dari total ekspor non migas Indonesia.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007