Sukabumi (ANTARA News) - Hujan deras yang terus mengguyur Sukabumi, Jabar, beberapa hari terakhir membuat 600 kepala keluarga (KK) atau 2.000 penduduk di dua desa di Kecamatan Geger Bitung, terancam tanah longsor sehingga 34 keluarga diantaranya sudah mengungsi. Menurut tokoh masyarakat Geger Bitung, Nani Marliah, pada Selasa, sebagian warga sudah khawatir kemungkinan terjadinya longsor sehingga mereka berinisiatif mengungsi karena merasa dalam bahaya. Dua desa yang terancam longsor tersebut yakni Desa Ciengang dan Desa Cijurey. Bahkan, karena hujan, pergerakan tanah telah menyebabkan bangunan salah satu gedung SD di daerah itu retak-retak dan siswanya terpaksa belajar di rumah penduduk. "Longsor sebelumnya sudah terjadi Juli lalu dan dikhawatirkan di musim hujan ini akan memperparah longsoran," ujarnya. Menurut dia, rumah-rumah warga di Desa Cijurey paling rawan terkena longsoran karena terdapat tebing di desa tersebut. Warga diimbau waspada dan siap mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kepala Seksi Bina Bantuan Sosial (Binbansos) Kantor Penanggulangan Masalah Sosial (KPMS) Kabupaten Sukabumi, Tita Juwita mengakui, tanah longsor mengancam dua desa di Kecamatan Geger Bitung. Dikatakannya, dari 600 KK yang berada di Kampung Suradita dan Kampung Balekambang Desa Ciengang dekat lokasi ancaman longsor, 34 KK di antaranya sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman. "Akibat pergerakan tanah, sebagian fasilitas umum, seperti masjid dan sebuah SD retak-retak, sehingga seluruh siswa terpaksa belajar di rumah-rumah warga setempat," papar Tita saat mengunjungi lokasi. Ia minta warga mengantisipasi kemungkinan terjadinya longsor di tengah musim hujan saat ini, pasalnya ancaman air yang meresap ke dalam tanah sangat berpotensi memicu terjadinya longsor. Sementara itu, Camat Gegerbitung, Rahmat membenarkan sebagian warganya telah mengungsi karena khawatir terjadi longsor.(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007