"Nanti kita ajak ngobrol, dalam waktu dekat kita akan mintai keterangannya. Tadi sudah komunikasi juga lewat WhatsApp," ujarnya di Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Menurutnya, survei yang dilakukan dosen Progam Studi Ilmu Manajemen (PEIM) FEM itu di luar sepengetahuan IPB, bukan merupakan produk IPB.
"Itu dilakukan individu yang bersangkutan. Tidak ada lembaga terlibat di dalamnya, meskipun yang bersangkutan mencantumkan logo," kata Nunung Nuryanto.
Ia menduga yang bersangkutan berafiliasi ke salah satu calon presiden (capres). Hal itu dibuktikannya berdasarkan jejak digital dari Jono pada Pilpres 2014.
"Jadi kita tidak tahu, lihat saja jejak digital yang bersangkutan. Lima tahun yang lalu juga. Masing-masing orang punya pilihan tidak apa-apa. Tapi kalau mengatasnamakan institusi kan tidak bisa juga," tuturnya.
Ketika ditanya mengenai sanksi, Nunung mengaku belum menentukannya sampai selesai melakukan diskusi di internal IPB.
"Kami sedang mendiskusikan semuanya, baru kita ajak ngobrol baik-baik," kata Nunung.
Seperti diketahui, survei yang dikeluarkan Jono menghasilkan keunggulan untuk Prabowo sebesar 48,8 persen, sementara Jokowi 41,8 persen.
Pada Pemilu 2014, Jono pernah mengeluarkan hasil survei yang memenangkan Prabowo 47 persen, sedangkan Jokowi 42 persen.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019