Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 169 orang tiap harinya terjangkit HIV di Indonesia, dengan tingkat kematian penderita AIDS sebesar 102 orang per harinya, demikian laporan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Indonesia.
"Dari 169 orang tersebut, tujuh di antaranya masih anak-anak. Sementara tingkat kematian anak mencapai 12 orang per hari," kata Sekretaris KPA, Nafsiah Mboi dalam acara peluncuran Buku Pedoman Perawatan Terapi Rumatan Metadon di Hotel Millenium, Jakarta, Selasa.
Untuk tahun 2007 hingga Maret, penderita AIDS baru dicatat KPA sebanyak 794 orang dari total 8.988 penderita di seluruh Indonesia.
Tahun 2006, terdapat total 2.873 kasus baru HIV/AIDS dari total 8.193 penderita, meningkat signifikan dari total 5.320 penderita pada 2005.
Terapi Rumatan Metadon (TRM) merupakan salah satu faktor penting bagi pengurangan penyebaran virus HIV/AIDS karena 49,6 persen kasus AIDS merupakan pemakai napza suntik (penasun).
Buku yang diluncurkan oleh Indonesia HIV/AIDS Prevention and Care Project (IHPCP) bekerjasama dengan Direktorat Bina Khusus Narkotika Dirjen Pemasyarakatan Departemen Hukum dan HAM itu berisi panduan pelaksanaan program TRM khusus di lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan (rutan).
Tiga lapas/rutan saat ini telah melaksanakan program TRM yakni Lapas Kerobokan, Bali serta Lapas Narkotika Cipinang dan Rutan Pondok Bambu di Jakarta.
"Program ini akan ditingkatkan menjadi 11 lapas/rutan pada 2008 dan 35 lapas/rutan pada 2010," kata Dirjen Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Untung Sugiyono yang meluncurkan secara resmi buku panduan tersebut.
Ketika ditemui seusai acara, Untung menjelaskan bahwa meskipun program TRM di lapas/rutan itu tidak dapat mengurangi hingga 100 persen pencandu narkoba namun dapat mengurangi jumlah penasun.
"Minimal ada perubahan perilaku, mereka gak mau nyuntik lagi, kemudian dia jadi patuh, disiplin. Yang ketiga mereka jadi gak macam-macam," kata Untung.
Keberhasilan program TRM di lapas/rutan disebut Nafsiah sebagai satu indikator keberhasilan program tersebut di luar.
"Kalau di lapas sukses, di luar juga sukses," demikian Nafsiah. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007