Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, tetap akan mengkonsolidasikan BUMN pertambangan, yaitu PT Aneka Tambang, PT Timah, dan PT Tambang Batubara Bukitasam, serta sejumlah perusahaan tambang shareholding lainnya dalam perusahaan holding Indonesia Resource Company (IRC). "Kita perlu untuk merestrukturisasi BUMN tambang kita dan kita akan mengkonsolidasikan perusahaan pertambangan kita," kata Sofyan Djalil di Jakarta, Selasa. Sebaliknya untuk PT Pertamina dan PT PGN pihaknya menentukan kebijakan "stand alone" hingga beberapa waktu ke depan. Hal itu dilakukan sebagai salah satu kebijakan strategis untuk memposisikan perusahaan BUMN dalam efektivitas kemitraan baik publik maupun privat di bidang energi. "Dalam konteks ini, kita benar-benar ingin BUMN tambang kita menjadi lead dan mengambil kesempatan untuk meningkatkan nilai tambah," katanya. Namun, Sofyan yang semula menargetkan IRC terbentuk sebelum akhir 2007, mengatakan masih memerlukan waktu untuk merealisasikan holding BUMN tambang tersebut. "Jangan tanyakan itu dulu, kita masih perlu waktu yang tidak sebentar," katanya. Terkait dengan kebijakan energi nasional, pihaknya meminta semua BUMN pertambangan agar berada di bawah payung hukum komprehensif kebijakan itu. Kebijakan energi itu mengarah pada peningkatan produksi minyak dan gas serta kapasitas "refineries" dalam target jangka pendek meningkatkan produksi minyak dari 1,1 juta barel per hari menjadi 1,3 juta barel per hari. Ia juga mengatakan perlunya melakukan diversifikasi sumber energi, termasuk energi panas matahari, angin, geotermal, biofuel, dan lain-lain untuk menciptakan sumber energi yang berkelanjutan. Selain itu, perlu ada usaha konservasi dan menggunakan energi seefisien mungkin serta memformulasi dan mengimplementasikan kebijakan yang tepat dalam hal subsidi energi dan harganya. (*)
Copyright © ANTARA 2007