Palembang (ANTARA) - Calon wakil presiden Sandiaga Uno mengatakan rantai perdagangan kain songket asal Sumatera Selatan harus terbuka dan berkeadilan sehingga disparitas margin di sisi hulu tidak terjadi.

"Songket ini harganya belasan hingga puluhan juta tapi penenun hanya dapat Rp200 ribu per lembar," kata Sandiaga yang diwawancarai di Rumah Kerja Sandiaga Uno, kawasan Pipa Reja, Palembang, Jumat.

Menurutnya, keterbukaan dan keadilan ekonomi dari sisi hulu ke hilir ini sangat mungkin dicapai dengan memperkuat digital ekonomi sehingga pembeli dapat langsung berhubungan dengan penenun.

Jika ini terjadi maka anak-anak muda tidak segan merambah bisnis tenun songket sehingga persoalan minimnya SDM anak muda jadi penenun songket dapat teratasi.

Pada kesempatan itu, Sandiaga juga sempat berdialog dengan salah seorang penenun yang menceritakan bahwa selama ini belum sejahtera meski sudah bergabung dengan Kampung BNI Tenun Songket Ogan Ilir. "Hanya ketika ada kunjungan-kunjungan saja kami disuruh keluarkan kain, selebihnya tidak," kata penenun ini berbicara langsung dengan Sandiaga.

Sandiaga menjanjikan jika nantinya ia terpilih bersama Calon Presiden Prabowo Subianto maka akan menargetkan terjadinya pengurangan pengangguran hingga dua juta orang, untuk usia 15-24 tahun.

Anak-anak muda akan difasilitasi oleh Rumah Siap Kerja untuk mendapatkan lapangan pekerjaan, begitu pula jika mau menjadi wirausaha.

Khusus untuk sektor UMKM pembuatan kain songket, Sandiaga menjanjikan bantuan pembiayaan dan perluasan pasar sehingga penenun tidak sebatas hanya jadi pekerja penerima upah.

"Saya ingin penenun ini memiliki usaha mereka sendiri sehingga bisa lebih sejahtera," kata dia.

Sandiaga dijadwalkan melakukan kampanye terbuka di Palembang pada Jumat (12/4). Setelah mengunjungi Rumah Kerja Sandiaga, ia menuju titik kumpul kampanye nasional bersama kalangan milenial di Sultan Convention Center dengan dihadiri artis Nisa Syabian.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019