Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung mengemukakan jumlah personel keamanan yang diturunkan berlipat ganda jika dibandingkan dengan pengamanan pertandingan biasa yaitu 700 personel.
"Penambahan personel ini dilakukan untuk memperketat pengamanan sebagai antisipasi gangguan menjelang Pemilu. Semua pengamanan sudah diatur. Kami sudah mengantisipasi titik-titik yang menjadi fokus pengamanan," kata Yade Setiawan Ujung.
Ujung mengaku beruntung sering bekerja sama dengan Arema Police yang dibentuk oleh Aremania untuk menjaga wilayah selama pertandingan berlangsung.
Baca juga: Tiket laga Final Arema VS Persebaya ludes terjual tanpa VVIP
"Kami sama-sama menjaga, mengamankan sebelum dan sesudah pertandingan. Karena selama ini jika ada masalah, kita juga kedepankan penanganannya dengan melibatkan koordinator wilayah (korwil)," tuturnya.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta kedewasaan suporter Persebaya Surabaya (Bonek) dan Aremania (Suporter Arema FC) dalam pertandingan leg kedua final Piala Presiden 2019 antara Arema FC Vs Persebaya Surabaya, yang dimainkan di Stadion Kanjuruhan Malang.
"Salah satu bentuk kedewasaan adalah menepati kesepakatan untuk tidak menonton ke kandang lawan. Pada leg pertama (kedua suporter) sudah menunjukkan kelasnya, menurut saya indah sekali," tutur Khofifah.
Salah satu kesepakatan antara kedua suporter fanatik itu adalah, kalau main di kandang Persebaya, Bonek Bonita saja yang datang (menonton), demikian sebaliknya, ketika Arema yang main di kandang yang nonton Aremania dan Aremanita saja.
Presiden Jokowi dijadwalkan menghadiri laga final leg kedua Piala Presiden 2019, sekaligus menyerahkan trofi kepada sang juara dan menutup gelaran Piala Presiden 2019 di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Baca juga: "Kick off" partai final leg kedua Arema VS Persebaya diundur
Baca juga: PSSI rilis enam calon pemain terbaik Piala Presiden 2019
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019