Nablus, Tepi Barat (ANTARA News) - Pasukan keamanan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, pada Senin bentrok dengan beberapa pria bersenjata untuk pertama kali sejak penggelaran mereka di kota Nablus sebagai bagian dari upaya dukungan Barat guna meningkatkan keamanan di Tepi Barat Sungai Jordan. Pasukan keamanan Abbas memberlakukan larangan orang keluar rumah di kamp pengungsi Balata dan menggeledah rumah untuk mencari pria bersenjata yang terlibat dalam baku-tembak. Dalam peristiwa tersebut, lima orang Palestina, termasuk dua personel keamanan, cedera. Menurut satu pernyataan Israel, Menteri Pertahanan Ehud Barak mengatakan kepada Perdana Menteri Palestina, Salam Fayyad, bahwa jika penggelaran pasukan Palestina di Nablus terbukti berhasil, itu dapat diperluas ke kota kecil lain di Tepi Barat. Tetapi Barak menambahkan kendati penggelaran dilakukan, Israel akan terus mempertahankan seluruh pemantauan keamanan di Nablus. Amerika Serikat telah meningkatkan dukungannya bagi pasukan keamanan Abbas sejak anggota HAMAS merebut kekuasaan atas Jalur Gaza di Juni. Faksi sekuler Fatah masih tetap menguasai Tepi Barat. Bentrokan tersebut adalah yang pertama sejak anggota Pasukan Keamanan Nasional, pimpinan Abbas, digelar di Nablus, Jumat. Bentrokan itu terjadi selama kunjungan ke Tepi Barat dan Israel oleh Menteri Luar Negeri AS Condoleeza Rice untuk meletakkan kerangka dasar bagi suatu konferensi mengenai negara Palestina. Israel telah menyatakan Tel Aviv takkan menerapkan kesepakatan perdamaian dengan Palestina sampai Abbas menindas kelompok garis keras. Palestina menyatakan Israel belum melaksanakan komitmennya sendiri untuk menghentikan pembangunan permukiman Yahudi. Seorang pejabat keamanan Palestina mengatakan pertempuran tersebut meletus setelah pasukan Abbas memburu sekelompok pria bersenjata yang melepaskan tembakan ke udara. Perdana Menteri Palestina pekan lalu mengatakan penggelaran pasukan keamanan di Nablus adalah titik awal bagi upaya yang lebih luas guna memulihkan hukum dan ketenangan di wilayah pendudukan Tepi Barat sebelum konferensi yang ditaja AS. "Kami akan menerapkan hukum dan ketenangan di setiap tempat di Nablus dan di kamp pengungsi Balata. Kami akan mengumpulkan senjata dan mereka yang membawanya," kata Brigadir Diab Alali --yang mengomandani Pasukan Keamanan Nasional di Tepi Barat, seperti dikutip Reuters. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007