Palu (ANTARA) - Pemkot Palu, Sulawesi Tengah kembali menyerahkan bantuan mesin ketinting bagi puluhan nelayan yang kehilangan matapencaharian karena terjangan gempabumi berkekuatan 7,4 SR dan gelombang tsunami yang terjadi pada 28 September 2018.

Penyerahan bantuan sarana untuk kebutuhan melaut itu dilakukan oleh Wali Kota Palu, Hidayat di Palu, Jumat.

Hidayat mengatakan bantuan tersebut sebagai bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah kota guna membangkitkan kembali perekonomian masyarakat yang sebelumnya sempat terpuruk karena bencana alam gempabumi, tsunami dan likuefaksi yang terjadi di ibu kota provinsi dan daerah lainnya di Sulteng.

Bencana alam telah memporak-porandakan perekonomian masyarakat Kota Palu sehingga untuk membangkitkan kembali tentu pemerintah, termasuk pusat terus mendorong dengan memberikan berbagai bantuan, termasuk yang diberikan kepada para nelayan yang sehari-hari beraktivitas menangkap ikan di Teluk Palu.

Dengan adanya bantuan mesin ketinting tersebut, Pemkot Palu sangat berharap melayan kembali bisa beraktivitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Wali Kota Hidayat juga mengatakan, Pemkot Palu akan membangun 250 unit perahu untuk nelayan yang ada di sejumlah wilayah pesisir Teluk Palu.

Bukan hanya nelayan yang mendapatkan bantuan dari pemerintah, tetapi lainnya, termasuk para pelaku UKM dan para petani garam tardisional yang ada di Kecamatan Palu Timur.

Dia juga mengatakan dalam beberapa bulan terakhir ini, perekonomian masyarakat di Ibu Kota Provinsiu Sulteng terus menunjukan peningkatan cukup signifikan.
Roda perekonomian masyarakat terlihat berangsur-angsur semakin pulih.

Hal itu, kata dia, bisa dilihat dari aktivitas perdagangan semakin tambah ramai. Pusat-pusat perekonomian seperti pasar-pasar tradisional, pasar modern, mall dan swalayan yang ada di kota ini terlihat cukup ramai.

Bencana alam gempabumi, tsunami dan likuefaksi yang terjadi pada tanggal 28 September 2018 mengakibatkan ribuan rumah penduduk rusat total. Begitu pula perkantoran banyak yang rusak, kerusakan infranstruktur jalan, jembatan, listrik, telekomunikasi dan menelan korban jiwa meninggal dunia dan hilang mencapai ribuan jiwa.

Pewarta: Anas Masa
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019