Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah Selasa pagi melemah 31 poin, mendekati level Rp9.200 per dolar AS, karena pelaku pasar terus memburu dolar AS, meski mata uang asing itu melemah terhadap yen.
Nilai tukar rupiah itu turun menjadi Rp9.173/9.178 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.142/9.175 per dolar.
Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, mengatakan di Jakarta, Selasa, pelaku pasar tetap memburu dolar karena mereka merasa lebih aman apabila memegang mata uang asing itu ketimbang rupiah.
Akibatnya dolar AS kembali menguat terhadap rupiah yang hampir mendekati level Rp9.200 per dolar AS, ujarnya.
Pasar sebenarnya agak berpihak pada rupiah seperti menguatnya yen terhadap dolar AS, dan membaiknya pasar saham regional, namun pelaku lokal cenderung tidak mengindahkan.
Pelaku pasar masih khawatir dengan gejolak harga minyak mentah dan kasus subprime mortgage (gagal bayar kredit perumahan di AS) yang menekan pertumbuhan ekonomi AS, katanya.
Karena itu, kondisi ini akan terus menekan rupiah hingga mendekati level Rp9.200 per dolar kecuali ada isu eksternal yang memicu rupiah menguat.
Bahkan penurunan bunga Fedfund oleh Bank sentral AS sebesar 25 basis poin menjadi 4,50 persen belum mampu menggerakkan rupiah menguat. Meski rupiah cenderung merosot, namun posisinya yang masih di bawah level Rp9.200 per dolar AS dinilai masih normal.
Karena tingkat rupiah yang normal saat ini berkisar antara Rp9.100 sampai Rp9.200 per dolar AS, kata Edwin.
Sementara itu, yen terhadap dolar AS dan euro menguat karena pelaku asing cenderung membeli mata uang itu. Yen terhadap dolar AS naik dari 114,50 menjadi 114,40 dan terhadap euro menjadi 165,50 dari sebelumnya 165,65. (*)
Copyright © ANTARA 2007