London (ANTARA News) - Inggris dan Indonesia memiliki kesamaan dalam keberagaman beragama, meskipun konteks masyarakatnya jauh berbeda tapi intinya dengan adanya perbedaan itu justru masyarakatnya dapat hidup berdampingan secara harmonis. Hal itu disampaikan Raja Juli Antoni, Direktur Eksekutif Maarif Institute for Culture and Humanity (lembaga yang konsern terhadap persoalan pluralisme dan toleransi) kepada ANTARA News di London, kemarin. Raja Juli Antoni, Ketua delegasi pemuda Indonesia yang berkunjung ke Inggris mengikuti program Indonesia-UK Islamic Advisory Group Forum yang dibentuk pemerintah Indonesia dan Inggris hasil kunjungan mantan PM Inggris Tony Blair ke Indonesia tahun lalu itu diikuti dengan mengirimkan pemuda Indonesia dari berbagai agama untuk melakukan dialog antar-agama (interfaith forum). Menurut Raja Juli Antonia, selama kunjungannya di Inggris banyak yang dapat dipelajari diantaranya keseriusan dari masyarakat Inggris yang bekerja di kalangan bawah yang diharapkan akan dapat diadaptasi ditanah air. Dalam dialog interfaith itu, Indonesia diwakili selain Raja Juli Antoni, juga Ketua Umum Pemuda Katolik MT Natalis Sutumorang, Favor Adelaide Bancin, dari Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi, Abdul Malik Haramain dari PP GP Ansor dan Abidah Muflihati dari Universitas Islam negeri Sunan Kalijaga, Jogjakarta. Sementara itu dari Inggris diwakili Julian Bond, Shaffiq Din, Alan Amos, Peter Tarleton, Kathy Morrison dan Sughra Ahmed, selama seminggu melakukan dialog dengan tokoh berbagai agama dan kunjungan ke berbagai daerah seperti ke Leicester dan Nottingham. Menurut Abdul Malik Haramain, sekjen PP GP Ansor, forum antar agama di Inggris sudah berlangsung lama dan sangat mendalam dan bahkan merawatnya dengan baik, meskipun di Indoensia juga terdapat forum yang sama. Namun demikian kehadiran pemuda Indonesia dari berbagai kalangan agama ini mendapat pengalaman yang cukup berharga dan bahkan akan dapat menciptakan kedamaian, ujar Abdul Malik lagi meskipun di tanah air masih adanya friksi antar agama dan negara.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007