Islamabad (ANTARA News) - Pemerintah Pakistan Senin mengatakab akan mengadakan pemilihan nasional pada pertengahan Januari 2008, ketika negara itu mendapat tekanan dari AS karena memberlakukan pemerintahan darurat serta menahan sejumlah pengacara dan politisi. Presiden Pervez Musharraf, yang menghadapi kecaman internasional setelah menangguhkan konstitusi dan membersihkan mahkamah agung, mengatakan pada diplomat kemarin, ia telah memutuskan untuk mundur sebagai kepala tentara dan menjadi seorang presiden sipil. Presiden AS George W Bush, yang menilai Musharraf sebagai sekutu dalam pertempurannya melawan al Qaida dan Taliban, telah menyerukan kembalinya dengan cepat ke pemerintahan sipil dan dibebaskannya ratusan tahanan yang ditangkap sejak Sabtu. Tidak jelas apakah pemilihan parlemen yang dijadwalkan Januari akan terus berlangsung, tapi Jaksa Agung Malik Abdul Qayyum mengatakan: "Telah diputuskan tidak akan ada penangguhan dalam pemilihan dan pada 15 November, majelis (nasional dan provinsi) akan dibubarkan dan pemilihan akan diadakan dalam 60 hari kedepan." Tidak jelas kapan Musharraf akan mencabut pemerintahan darurat yang ia terapka Sabtu, dengan menyebut pengadilan yang bermusuhan dan militansi yang meningkat. "Saya telah memutuskan untuk melaksanakan tahap ketiga transisi ini sepenuhnya dan saya telah memutuskan untuk melepaskan pakaian seragam saya pada saat kita telah membetulkan pilar di kehakiman dan ekskutif serta parlemen," ia mengatakan pada Televisi Pakistan milik-negara. Musharraf, yang merebut kekuasaan pada 1999 dan sedang menunggu mahkamah agung untuk memutuskan apakah ia dapat dipilih kembali menjadi presiden sementara ia masih kepala staf tentara, telah mengesampingkan rumor yang meluas di negara itu bahwa ia sudah ditempatkan dalam tahanan rumah, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007