Persawahan tanaman padi beras organik harus berasal dari air yang tidak melewati lahan-lahan yang sudah kena pestisida

Boyolali (ANTARA) - Para petani yang tergabung Asosiasi Petani Organik Boyolali (APOB) mengembangkan dan memproduksi beras organik untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi, sehingga bisa lebih sejahtera.

Sebanyak 27 kelompok tani di Kecamatan Teras, Banyudono dan Sawit Boyolali yang tergabung APOB mulai memilih bertani secara organik, kata Ketua APOB Murbowo, di Desa Jenengan, Kecamatan Sawit, Boyolali, Kamis.

Kesuburan dan kelestarian tanah mulai dikembalikan para petani untuk dikembangkan pertanian organik.

Murbowo menjelaskan para petani tersebut berusaha untuk menciptakan kesehatan hewan dan manusia. Berusaha mengembalikan struktur tanah yang baik dengan teknologi budi daya pertanian organik.

Menurut dia, APOB yang didirikan sejak November 2011 telah melayani penyediaan beras organik.

Proses dilakukan dari pembelian gabah dari petani, penjemuran, penggilingan, dan pengepakan.

Beras yang diproduksi oleh APOB, kata dia, mampu menghasilkan beberapa varietas seperti pandan wangi, mentik susu, ciherang (C4), hitam, dan merah.

Produksi beras itu rata-rata mencapai 6,5 ton per hektare yang bisa dikelola, dan mampu mencapai 10 ton per bulan.

"Hasil pertanian organik ini, kemudian dikirim ke pasar di Jakarta dan Semarang, sedangkan Boyolali sendiri belum begitu banyak peminatnya," katanya.

Ia mengatakan telah mendapatkan pembeli yang potensial, sehingga banyak sekali manfaat kepada petani.

Mereka bisa memasarkan produk dengan jumlah yang besar, dan dampaknya petani bisa meningkatkan pendapatan.

Selain itu, APOB telah didukung bantuan pemerintah melalui Kementerian Pertanian yang memberikan dana untuk proses penggilingan, pengeringan, dan pengepakan.

Bantuan dana itu mencapai Rp500 juta untuk peralatan penggilingan, dan bangunan tempat penggilingan senilai Rp180 juta.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali Bambang Jiyanto mengatakan pemerintah membantu bangunan dan peralatan tersebut untuk meningkatkan kualitas, kontinuitas, dan higienitas.

Jadi, harus memperhatikan kebersihan, sortasi dan ukuran juga harus cermat.

Bambang mengatakan pembeli menghendaki beras yang betul-betul sesuai dengan yang diinginkan.

Beras organik dihindari menggunakan bahan kimia, sehingga hasilnya juga sehat.

"Persawahan tanaman padi beras organik harus berasal dari air yang tidak melewati lahan-lahan yang sudah kena pestisida. Jadi memang dipilih sawah-sawah sumber airnya langsung, dan tidak terkontaminasi dengan bahan kimia yang lain," katanya.

Baca juga: Banyuwangi ekspor perdana beras organik ke Italia
Baca juga: Petani Tasikmalaya komitmen kembangkan beras organik

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019