Jakarta (ANTARA) - Pebalap tim Alfa Romeo Kimi Raikkonen kini memandang Formula 1 lebih sebagai hobi setelah hari-harinya di Ferrari usai dan akan genap berusia 40 tahun pada Oktober nanti.

"Aku tidak memiliki hal khusus untuk memotivasi diriku. Ini sudah menjadi semacam hobi daripada hal lain belakangan ini bagiku dan mungkin itu lah mengapa ini kembali lebih menyenangkan," kata Raikkonen jelang GP China seperti dikutip Reuters, Kamis.

Juara dunia Formula 1 2007 itu kini menikmati hari-harinya membalap bersama Alfa Romeo.

Akhir pekan nanti di Shanghai, Formula 1 merayakan balapan kejuaraan dunia yang ke-1.000 dan Raikkonen, yang membuat debut bersama Sauber, kini bernama Alfa Romeo, pada 2001 telah mengikuti 293 balapan dan menang 21 kali.

Rekor keikutsertaan di GP terbanyak dipegang pebalap Brazil Rubens Barichello dengan 322 balapan.

Raikkonen, yang kontraknya akan habis akhir tahun depan, memiliki kesempatan untuk memecahkan rekor Barichello itu paling cepat pada pertengahan musim 2020.

Raikkonen, yang bergabung dengan Alfa Romeo dari Ferrari akhir musim lalu, tampil kuat di awal musim dengan mengemas 10 poin dari dua balapan musim ini dan finis keenam di klasemen sementara pebalap. Rekan satu timnya, Antonio Giovinazzi bahkan belum meraih poin dengan mobil Alfa Romeonya.

Namun Raikkonen mengaku bahwa ia tidak memiliki target tertentu di musim balapan tahun ini dan tidak bisa membandingkan performa mobil Alfa Romeo tahun ini dengan yang sebelumnya.

"Sulit bagiku mengatakan apa yang lebih baik di mobil ini dibandingkan mobil yang mereka miliki tahun lalu... namun aku kira secara umum mobil ini bagus, paket yang solid dan kami memahaminya, cukup OK dan mereka sepertinya punya orang-orang yang bagus di semua area untuk membuat hal-hal baru," kata Raikkonen.

Sejumlah pebalap siap menyambut balapan ke-1.000 di antaranya dengan desain helm baru, tapi sang pebalap berjuluk "Si Manusia Es" itu mengaku tidak menyiapkan hal yang spesial seperti itu.

"Aku ingin punya helm yang terbuka di bagian wajah tapi ada masalah soal regulasi," kata pebalap asal Finlandia yang sebelumnya ingin membalap seperti di tahun 1960 - 1970-an yang lebih berbahaya itu.

Baca juga: Perez: Racing Point tertinggal jauh di persaingan papan tengah

Baca juga: Ecclestone melirik masa depan balap mobil elektrik

Baca juga: Bos Mercedes: Tenaga mesin Ferrari tak tertandingi

Baca juga: Balapan ke-1.000 Formula Satu dalam angka

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019