Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 12 pelaku UMKM menandatangani akad kredit dengan pola penjaminan bernama Kredit Usaha Rakyat disaksikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, di Kantor Pusat BRI Jakarta, Senin. Sebanyak 12 pelaku UMKM yang merupakan mitra binaan departemen terkait tersebut bergerak di berbagai bidang usaha, di antaranya pertanian, kelautan dan perikanan, perbankan, kehutanan, dan perindustrian. UKM yang menandatangani akad kredit adalah Ijum dari Kelompok Baru Mekar I, Sumedang yang bergerak di bidang usaha sapi perah (binaan Departemen Pertanian), H. Dikhyah dari kelompok Budidaya Ikan Sidorukun, Kendal, bergerak di bidang usaha budidaya udang vaname (Binaan Departemen Kelautan dan Perikanan), dan Doni Wicaksono (Soto Pak Kadi), Jakarta, usaha rumah makan (binaan perbankan). Selanjutnya Philipus P. Soekirno di Jakarta yang bergerak di bidang usaha industri jus mengkudu, Anwar Yake dari koperasi Mediatron Jakarta, Krisna Budi Prawira dari Koperasi Mandala Wangi, Majalaya, dan Indrawidjaya, Jakarta yang bergerak di bidang usaha sayur mayur. UKM lainnya adalah Nyoman Mendra dari Kelompok Budidaya Rumput Laut, Singaraja, Achmad Rustandi dari PT Rustika Permana, Cipondoh, Jakarta, dan Asmudi BS Tabrani, Cipulir yang bergerak di usaha konveksi. Selain itu juga Drs H. Teguh Prijanto, dari Koperasi Simpan Pinjam Sejahtera, Srengseng Sawah Jakarta, dan Djatimoro di Jakarta yang bergerak di bidang usaha perdagangan ATK dan warnet. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada kesempatan peresmian peluncuran Kredit UMKM dan Koperasi dengan Pola Penjaminan, mengatakan kredit dengan pola-pola semacam itu perlu terus dikembangkan. "Ini adalah bagian utuh untuk menyejahterakan rakyat sekaligus mengurangi kemiskinan," katanya. Menurut dia, kebijakan tersebut harus berhasil dan semua pihak harus melakukan langkah bersama agar kredit pola penjaminan tersebut benar-benar mencapai sasarannya. "Pengembangan UMKM dan koperasi merupakan upaya paling tepat untuk mengurangi kemiskinan," katanya. Presiden mencontohkan, pada 2006, terdapat sekitar 140 ribu unit koperasi di seluruh Indonesia dengan anggota kurang lebih 28 ribu orang. Ia mengatakan, bila masing-masing unit koperasi tumbuh maka pendapatan orang per orang anggota koperasi akan meningkat sehingga taraf hidup pun meningkat otomatis kemiskinan berkurang. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007