Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal mengisyaratkan kemungkinan petugas Kereta Api (KA) pada kasus kecelakaan KA Argo Gede (3/11) melakukan kelalaian. "Sebenarnya langkah untuk melepaskan rangkaian yang terbakar sudah tepat, tapi prosedur selanjutnya yang tidak tepat," ujarnya menjawab pers usai membuka Helmet Action Plan Workshop di Jakarta, Senin. Oleh karena itu, kata Jusman, untuk mengurangi tingkat kecelakaan kereta api, harus ada upaya untuk mengurangi kelalaian, perbaikan sarana dan prasarana, serta memperbaiki langkah-langkah prosedur standar. Namun demikian, Jusman mengatakan saat ini pun pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Sebelumnya, Direktur PT KA Ronny Wahyudi juga telah mencurigai ada salah satu langkah dalam prosedur standar operasi (SOP/Standard Operation Procedure) yang tidak dilakukan petugas lapangan. Ronny berpendapat kelalaian bisa terjadi karena situasi dalam kondisi kalut ketika terjadi kebakaran dan hujan lebat, sehingga meskipun prosedur operasi standar sudah dilakukan tapi ada yang terlewat. Kereta Api (KA) Argo Gede, rute Jakarta-Bandung, salah satu gerbongnya terbakar sekitar pukul 14.10 WIB di dekat Stasiun Cisomang. Saat berhenti di Stasiun Cisomang, kereta yang terbakar dilepas dari rangkaian, tetapi salah satu kereta paling belakang ternyata meluncur ke arah Stasiun Plered karena ada perbedaan ketinggian. Kereta itu akhirnya menabrak KA Ekonomi lokal dan menyambar satu pengendara motor di lintasan dekat Stasiun Plered dan satu penumpang KA ekonomi serta puluhan lainnya luka-luka. "Untuk itu, atas nama manajemen, PT KA meminta maaf kepada publik atas peristiwa tersebut," kata Kahumas PT KA, Noor Hamidi sebelumnya. Akibat peristiwa itu, kata Noor, kerugian yang dialami BUMN Perkeretaapian itu sedikitnya Rp3,4 miliar. "Ini, khususnya kereta yang terbakar dan lokomotif ekonomi yang rusak," katanya.*&(
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007