“Industri kerajinan kriya merupakan substektor dari ekonomi kreatif. Berkembang di seluruh Tanah Air dari skala mikro dan menengah. Beberapa produk sudah dapat bersaing di mancanegara, namun persaingan semakin ketat,” kata Mufidah saat berdialog dengan pengurus Dekranasda se-Provinsi Gorontalo di Kantor Bank Indonesia Gorontalo, Kamis.
Menurut istri Wakil Presiden itu, industri kriya harus terus berbenah agar senantiasa eksis di pasar global.
Salah satu caranya, mendorong Dekranasda Provinsi Gorontalo untuk meningkatkan sumber daya yang ada agar menghasilkan produk kerajinan yang berdaya saing.
“Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah selalu melakukan inovasi dan diversifikasi karena tren produk kerajinan sangat cepat berubah. Inovasi dan pemanfaatan teknologi perlu ditingkatkan namun tetap mempertahankan identitas tradisional agar nuansa warisan budaya tetap harmonis dengan kekinian,” jelasnya.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menjelaskan, berbagai upaya terus dilakukan pemerintah agar produk kain sulaman karawo dan anyaman upia karanji dapat terus eksis.
Selain memberikan bantuan permodalan dan pelatihan keterampilan, pemprov menjadikan dua produk itu sebagai produk yang harus digunakan di daerah.
“Dulu upia karanji hanya digunakan oleh orang-orang tertentu. Sekarang sudah kami wajibkan bagi para pejabat dan ASN provinsi dan kabupaten/kota. Juga karawo ini kami wajibkan digunakan setiap Kamis oleh ASN, instansi vertikal dan siswa sekolah,” urainya.
Pada kunjungan kerjanya tersebut, Mufidah juga melihat produk-produk upia karanji dan kain karawo Gorontalo.
Sejumlah pengrajin sengaja dihadirkan untuk menggelar demo pembuatan dan pameran hasil produknya di Kantor BI Gorontalo.
Pewarta: Debby H. Mano
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019