Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebagai upaya menekan dampak kenaikan harga minyak dunia belakangan ini.
Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam acara 'World Renewable Energy Regional Congress & Exhibition (WRERCE) 2007' yang diselenggarakan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) di Jakarta, Senin, mengatakan subsidi BBM telah meningkat hingga mencapai Rp90 triliun dari target APBN Perubahan 2007 sebesar Rp55 triliun akibat kenaikan harga minyak.
"Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) sudah mencapai 72 dolar AS per barel atau lebih tinggi dibandingkan patokan APBN Perubahan 2007 sebesar 60 dolar AS per barel," katanya.
Menurut dia, sebenarnya upaya pengurangan subsidi BBM bisa dilakukan dalam dua cara, yakni menaikkan harga atau mengurangi volume konsumsinya.
"Namun, pemerintah tidak akan mengambil opsi pertama, karena dampak sosialnya sangat besar, sehingga opsi kedua yang akan diambil," ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR, Dito Ganinduto, mengemukakan penurunan konsumsi BBM terutama dilakukan pada penyerap subsidi BBM terbesar, yakni sektor rumah tangga dan transportasi.
Menurut dia, pengurangan konsumsi BBM di sektor rumah tangga adalah dengan mempercepat program konversi minyak tanah ke elpiji.
Sedangkan, di sektor transportasi, lanjutnya, adalah dengan cara membatasi kendaraan yang mengisi BBM bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
"Hanya kendaraan roda dua dan angkutan umum yang boleh mengisi BBM bersubsidi, sedangkan kendaraan pribadi apalagi mewah, diharuskan mengisi BBM non-subsidi seperti Pertamax atau Pertamina Dex," katanya.
Dito menambahkan peruntukan subsidi buat kendaraan pribadi apalagi yang tergolong mewah tidaklah tepat.
Ia juga mengatakan pola subsidi yang sebelumnya diterapkan pada harga sudah seharusnya diubah menjadi subsidi langsung. (*)
Copyright © ANTARA 2007