Paris (ANTARA News) - Petenis Argentina, David Nalbandian, memperpanjang rekor sempurnanya melawan Rafael Nadal, dengan menundukkan petenis nomor dua dunia itu 6-4, 6-0 pada final Paris Masters, Minggu. Pemain bukan unggulan Nalbandian, yang telah menghancurkan petenis Spanyol itu 6-1, 6-2 pada pertemuan pertama mereka di perempatfinal Madrid Masters dua pekan lalu, tampil spektakuler. Nalbandian, yang mengalahkan Roger Federer untuk merebut mahkota Madrid sebelum menyingkirkan petenis nomor satu dunia itu dalam perjalanannya menuju final di Paris, memenangi gelar keduanya dalam seri bergengsi itu dan akan kembali ke 10 peringkat teratas, Senin, di urutan sembilan. Nadal, yang belum pernah kalah satu pertandingan pun di ibukota Prancis itu dan tampil untuk pertamakalinya pada event indoor berhadiah 2,45 juta dolar, gagal menyamai petenis Amerika Andre Agassi, satu-satunya pemain yang memenangi kedua turnamen, Prancis Terbuka dan Paris Masters. Set pertama berlangsung sangat ketat tanpa ada kesempatan mematahkan servis bagi kedua pemain hingga Nalbandian mendapatkan dua pada game kesembilan dan memanfaatkan yang pertama dengan pengembalian yang membawa kemenangan. Petenis Argentina itu kemudian memenangi servis game-nya tanpa memberi angka bagi lawan untuk merebut set dalam waktu 41 menit. "Setelah saya mematahkannya, saya merasa bermain lebih baik dari dia dan mulai memukul `winner` hampir di mana-mana, yang memberi saya rasa percaya diri," kata Nalbandian. Petenis berusia 25 tahun, yang berjuang pada paruh pertama musim dengan cedera lutut dan punggung, meningkatkan kecepatan pada set kedua dan Nadal menyerah. Petenis asal Mallorca berumur 21 tahun itu tampak tidak berdaya dan menunjukkan ketegangan, terutama ketika ia kehilangan servis melalui kesalahan ganda pada game ketiga set terakhir. Berat sebelah Ditanya apakah ia mengalami masalah, Nadal mengatakan, "Ya, Nalbandian. Ia bermain dengan percaya diri yang luar biasa." Nalbandian melakukan servis untuk menyudahi pertandingan dan dengan cepat meraih tiga match poin. Ia hanya perlu satu, forehand winner yang memantul di jaring mengakhiri penderitaan tigakali juara Prancis Terbuka itu. Sebagai mantan pemain tiga peringkat teratas, Nalbandian melakuan servis secara efisien, melakukan pengembalian dengan luar biasa dan mendikte dengan grundstroke yang agresif dan sesekali voli tajam dalam pertandingan berat sebelah yang berlangsung 68 menit. Runner-up Wimbledon 2002 itu kurang sedikit untuk bisa mendapat tempat di turnamen tutup musim Piala Masters yang menampilkan delapan petenis teratas di Shanghai, tempat Federer, Nadal dan yang lainnya akan berjuang mulai 11 November, tetapi masih bisa pergi ke China sebagai cadangan. Nalbandian, salah satu pemain paling sulit diatasi di dunia, terkenal saat mengalahkan Federer pada final Piala Masters 2005. Ditanya apakah permainan tenis dahsyat yang ia tampilkan dalam beberapa pekan terakhir bisa membawanya ke posisi nomor satu, ia tetap berhati-hati. "Untuk menjadi nomor satu saya harus bermain seperti ini sepanjang musim," katanya. "Tidak mudah untuk bermain sebagus itu di lapangan tanah liat, lapangan keras, rumput, dan indoors. Saya kira satu-satunya pemain yang bisa melakukannya saat ini adalah Roger (Federer)." Nadal, yang sudah memimpikan posisi teratas selama bertahun-tahun, setuju dengan Nalbandian bahwa jalan petenis Argentina itu masih panjang. "Ia salah satu pemain terbaik di dunia tetapi bukan yang terbaik," kata petenis Spanyol itu, seperti dilaporkan Reuters. (*)
Copyright © ANTARA 2007