Jakarta (ANTARA) - Wadah Pegawai (WP) KPK bersama koalisi masyarakat sipil menggelar pagelaran musik dan mimbar bebas sebagai rangkaian peringatan 2 tahun penyerangan penyidik KPK Novel Baswedan.
"Rangkaian acara ini diawali dengan aksi bersama yang dimeriahkan dengan penampilan musik, mimbar bebas dan orasi dari berbagai elemen masyarakat mulai dari gerakan mahasiswa hingga aktivis buruh termasuk deklarasi anti teror terhadap pemberantasan korupsi oleh tokoh-tokoh nasional mulai pukul 10.00-16.00 WIB," kata Ketua WP KPK Yudi Purnomo di Jakarta, Kamis.
Malam harinya acara dilanjutkan dengan dialog budaya mendorong penuntasan kasus Novel Baswedan oleh budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun bersama Novel Baswedan. Hadir juga jurnalis Najwa Shihab yang rencananya membawakan musikalisasi puisi.
Pada hari yang sama, rangkaian aksi dilakukan ke berbagai daerah termasuk aksi Kamisan di depan Istana Merdeka pukul 16.00 WIB.
"Aksi ini didukung oleh berbagai elemen tanpa mempersoalkan afiliasi terhadap pilihan presiden karena memang aksi ini bukan untuk tujuan politik tertentu. Pemberantasan korupsi merupakan impian seluruh rakyat negeri ini sebab rakyat sudah muak dengan pejabat pejabatnya yang korup dan merampas uang rakyat untuk kekayaan pribadi," tambah Yudi.
Ia pun mengajak masyarakat untuk ikut dalam aksi-aksi #2TAHUNNOVEL tersebut.
"Apapun pilihan politikmu, mari berkumpul di KPK untuk mendukung Presiden Joko Widodo berani membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Independen agar teror terhadap KPK berhenti dan teror sebelumnya tertangkap siapa pelakunya," ungkap Yudi.
Menurut Yudi, selain teror terhadap Novel, rentetan teror terhadap KPK terjadi mulai dari teror terhadap rumah pimpinan KPK hingga penganiayaan pegawai KPK masih belum terungkap.
"Walau teror terus melanda, pegawai KPK konsisten terus menangkapi para koruptor tanpa peduli resiko yang dihadapi terbukti dengan 30 OTT pada 2018, terbanyak sepanjang sejarah KPK. TGPF Independen di bawah Presiden menunjukkan komitmen dalam memberantas korupsi di negeri ini," tegas Yudi.
Novel Baswedan diserang oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Pelaku menyiramkan air keras ke kedua mata Novel sehingga mengakibatkan mata kirinya tidak dapat melihat karena mengalami kerusakan yang lebih parah dibanding mata kanannya.
Polda Metro Jaya sudah merilis dua sketsa wajah yang diduga kuat sebagai pelaku pada awal 2018, namun belum ada hasil dari penyebaran sketsa wajah tersebut.
Pada 8 Januari 2019, Polri sudah membentuk tim gabungan untuk mengungkapkan kasus ini yang terdiri dari kalangan akademisi, LSM, mantan pimpinan KPK, Komnas HAM, Kompolnas, penyidik Polri hingga penyidik KPK. Tim diketuai Kabareskrim Komjen Idham Azis namun hingga saat ini belum ada pihak yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019