Depok (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD), Letjend TNI (Purn) Kiki Syahnakri meyakini TNI/Polri mampu mengantisipasi jika ada gejolak usai pemilu 2019.
"Sekarang ini kecenderungannya selisih suara sangat tipis. Jadi memang ada potensi konflik lebih besar bisa terjadi," kata Kiki usai acara Diskusi Gerakan Moral Sadar Demokrasi dan Kewarganegaraan dengan Media di kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Rabu.
Namun katanya kalaupun ada gejolak pasti tak akan terjadi seperti tahun 1998, karena Panglima TNI sudah melakukan antisipasi dan yakin TNI/Polri sudah siap.
Kiki mengakui ada gejolak karena keterbelahan yang sangat luas terjadi. Untuk itu PPAD pada 4 April mengumpulkan para purnawirawan yang ada di kubu 01 maupun 02.
Para purnawirawan yang dikumpulkan di PPAD di Matraman Raya diingatkan tetap harus jadi teladan dan Sapta Marga tak boleh dilepas, karena ketika pensiun sumpah itu tidak dicabut.
Dalam diskusi tersebut Kiki Syahnakri juga mengingatkan bahwa hubungan dan China memang ada peluang dan tantangan. Peluangnya harus dimanfaatkan dan ancamannya harus dieleminasi.
"Jangan sampai kena jebakan utang dan jangan merudeksi nilai-nilai Pancasila," katanya.
Kiki menjelaskan PPAD sudah melakukan kajian dan juga sudah melakukan diskusi yang hasilnya merekomendasikan untuk membatalkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019