New York (ANTARA News) - Harga minyak turun, Kamis, di tengah kekhawatiran atas meningkatnya cadangan minyak mentah AS dan kecemasan menurunnya ekonomi global akan semakin menekan permintaan energi. Kontrak acuan bursa New York Mercantile Exchange (NYMEX), yakni minyak mentah light sweet untuk pneyerahan Pebruari, turun 93 sen menjadi 41,70 dolar per barel pada sesi penutupan perdagangan. Di London, minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman Pebruari merosot 1,19 dolar menjadi 44,67 dolar per barel di bursa InterContinental Exchange (ICE). Pasar tetap dicekam perang Israel-Hamas di Gaza dan kemungkinan dampaknya pada pasokan minyak dari Timur Tengah, menyebabkan harga minyak sempat meningkat dalam transaksi di Eropa dan Asia, Kamis.   Negara-negara Barat dan Arab sepakat mengenai rancangan resolusi kompromi yang menyerukan gencatan senjata segera dan menyerahkannya kepada Dewan Keamanan PBB untuk segera diputuskan. Namun demikian, harga minyak melemah kembali seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap melambatnya ekonomi AS dan naiknya stok minyak mentah AS. Departemen Eneergi AS (DoE) menyatakan, Rabu, bahwa cadangan minyaknya meningkat sebanyak 6,7 juta barel, jauh lebih tinggi dari perkiraan para analis yang hanya meprediksi kenaikan sebanyak 700.000 barel saja. Berita mengenai kenaikan itu di tengah resesi yang melanda AS, negara konsumen energi terbesar dunia, membuat harga minyak turun 5,95 dolar di New York dan 4,67 dolar di pasar London. "Satu-satunya hal yang dapat mendorong naik harga minyak dalam jangka pendek adalah berita geopolitis, karena kita banyak memiliki stok minyak mentah," kata Phil Flynn dari Alaron Trading, kepada AFP. "Kenaikan sebesar 6,7 juta barel menunjukkan pasokan minyak telah mencapai tingkat seperti banjir," katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009