Bogor (ANTARA News) - Sebanyak 682 dari 3.100 mahasiswa tingkat persiapan bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor (IPB), terancam drop-out (DO), karena belum melunasi biaya SPP pada tahun pertama. Direktur TPB IPB, Ibnul Qoyyim mengatakan, besarnya biaya SPP bervariasi mulai Rp0 atau bebas SPP hingga Rp21 juta per mahasiswa per tahun karena, IPB menerapkan biaya SPP dengan sistem subsidi silang, mahasiswa yang mampu membantu mahasiswa yang tidak mampu. "Kalau dirata-ratakan setiap mahasiswa Rp7 juta per tahun, maka total biaya SPP itu ada sekitar Rp24 miliar. Tapi, pada tahun ajaran 2007-2008 ini masih ada tunggakan sekitar Rp8,8 miliar," kata Ibnul Qoyyim, di sela acara Halal Bihalal Alumni Fakultas Kehutanan IPB di IPB International Convention Center (IICC) Bogor, Sabtu. Guna mengatasi persoalan ini, katanya, ia sudah menghubungi pengurus himpunan alumni IPB untuk membantu mengurangi beban para mahasiswa tersebut. "Ada himpunan alumni yang merespons dan memberikan bantuan, seperti himpunan alumni Fakultas Kehutanan, tapi belum bisa menutupi seluruh kekurangan yang ada," kata dia. Pengurus Himpunan Alumni Fakultas kehutanan (HA Fahutan) IPB, Heslisyah Siregar mengatakan, informasi tentang mahasiswa TPB IPB yang terancam DO tersebut dari di Wakil Dekan F-MIPA IPB, Hasyim pada pekan lalu. Berdasarkan informasi tersebut, setelah didiskusikan di antara pengurus HA Fahutan IPB, disimpulkan akan membantu mahasiswa Fahutan yang terancam DO. "Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata bukan hanya mahasiswa TPB yang terancam DO, juga beberapa mahasiswa di semester berikutnya. Bahkan, ada tiga mahasiswa D3 yang sedang menggarap skripsi juga terancam DO. Ini sungguh menyedihkan," katanya. Menurut dia, berdasarkan hasil penggalangan dana dari para mitra kerja dan alumni Fahutan IPB, dalam waktu tiga hari terkumpul dana Rp160 juta. "Dana itu segera disalurkan kepada mahasiswa Fahutan dan mahasiswa lainnya, yang kondisinya benar-benar sangat membutuhkan," katanya. Pengurus HA Fahutan lainnya, Lailan Syaufina menjelaskan, dana itu segera disalurkan untuk 62 mahasiswa TPB Fahutan IPB serta 43 mahasiswa TPB dari Fakultas lainnya di IPB. Sedangkan terhadap tiga mahasiswa D3 Fahutan yang sedang menyusun skripsi, menurut Lailan, biaya SPP itu sudah dibayarkan pada Jumat (2/11) kemarin, karena berdasarkan surat peringatan dari Direktorat Akademik dan Jaminan Mutu Pendidikan (AJMP) IPB, ketiga mahasiswa D3 itu harus melunasi SPP paling lambat, pada Jumat (2/11). "Jika ketiganya tidak melunasi SPP maka akan di DO terhitung mulai Senin (5/11) besok," katanya. Ketiga mahasiswa tersebut adalah, Rahmad Ridho dan Dede Syahbana (Mahasiswa D3 Program Studi Tekonologi Perlindungan Hutan) serta Nanan (mahasiswa D3 Program Studi Budidaya Hutan Tanaman). Heslisyah menyatakan sangat sedih mendengar ada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, tapi terancam kena DO karena tidak mampu membayar SPP. Ketua Panitia Penyelenggara Halal Bihalal Alumni Fahutan itu menambahkan, melalui acara seperti halal bihalal ini ia akan menggalang dana lagi yang sebagian akan digunakan untuk membantu mahasiswa tidak mampu. Ketua HA Fahutan, Bun M Purnama mengatakan, HA Fahutan juga memberikan bantuan sembako kepada para pensiunan pegawai Fahutan, pada awal Oktober lalu.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007