Pepala desa kan pendidikannya macam-macam. Jadi laporan nggak usah tebal-tebal, ruwet

Jakarta (ANTARA) - Perwakilan kepala desa bernama Sri Wargiyati menyampaikan apresiasi atas program dana desa yang membangun perekonomian desa.

"Dana desa tersebut sangat memberikan manfaat bagi desa di bidang infrastruktur dan berdampak kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa," kata Sri, kepala desa di Kabupaten Banyu Biru, Semarang, dalam pernyataan ucapan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo dalam acara Silaturahmi Nasional Pemerintah Desa se-Indonesia di Stadion Tenis Indoor, Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu.

Sri berharap program dana desa dapat terus berlanjut sehingga seluruh desa menjadi maju dan mandiri membangun percepatan pembangunan nasional.

Sementara itu, seorang kepala desa dari Kabupaten Aceh Tenggara bernama Lamudin juga mengapresiasi pemberian dana desa.

Dalam dialog itu, Lamudin meminta pemerintah untuk memperjelas kepada masyarakat tentang tata cara pengelolaan dana desa.

"Karena masih banyak di desa dan kabupaten masyarakat menganggap uang itu adalah uang kita, kepala desa juga tidak munafik ada yang mengatakan uang itu adalah uang saya bukan uang desa, sangat lucu. Jadi mohon dipertegas bahwa itu dana desa, jadi yang punya uang itu desa," kata Lamudin.

Dia juga meminta pemerintah menyederhanakan pelaporan penggunaan dana desa.

Lamudin menjelaskan hal itu diperlukan untuk menyesuaikan dengan latar belakang pendidikan kepala desa yang beragam mulai dari tamatan SMP.

"Kenapa pelaporan harus disamakan dengan orang yang sudah S1 (tamatan sarjana) berapa, sampai ke es krim," kata Lamudin.

Lamudin juga mengapresiasi atas pertemuan yang digelar oleh Badan Koordinasi Nasional Pembangunan Pemerintahan, Pemberdayaan Kemasyarakatan Desa (Bakornas P3KD).

Sementara itu Presiden menanggapi pemerintah akan lebih menyederhanakan pelaporan penggunaan dana desa.

"Kita tahu, kepala desa kan pendidikannya macam-macam. Jadi laporan nggak usah tebal-tebal, ruwet, apa sih. Kalau saya orientasinya bukan prosedur. orientasi itu hasil. Kalau hasilnya sudah jelas, laporan hanya administratif, prosedur," demikian Jokowi.

Pemerintah pada 2015 telah mengucurkan dana desa Rp20 triliun, lalu pada 2016 Rp47 triliun, kemudian 2017 Rp60 triliun, dan 2018 Rp60 triliun, serta tahun 2019 Rp70 triliun.

Sejauh ini dana desa telah dimanfaatkan untuk membangun jalan desa 191 ribu kilometer, 24 ribu unit posyandu, 50 ribu unit PAUD, 8.900 pasar desa, 58 ribu unit irigasi, dan 1,1 juta meter jembatan.

Baca juga: Presiden ingatkan aparat desa gunakan dana desa secara tepat

Baca juga: Legislator: Penggunaan dana desa seharusnya lebih fleksibel

Baca juga: Mendes: penyerapan dana desa meningkat berkat kerja keras kades

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019