Manado (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menargetkan 20.000 tenaga kerja akan program pelatihan vokasional atau vocational training pada 2019.
"Pelatihan ini diperuntukkan bagi para peserta BPJS Ketenagakerjaan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)," kata Direktur perencanaan strategi dan Teknologi Informasi BPJSTK Sumarjono, saat kunjungan kerja di Manado, Rabu (10/4).
Dia mengatakan pihaknya akan menjalin sinergitas antara vocational training ini dengan program pelatihan tenaga kerja lainnya.
Hal ini, katanya, harus saling sinergitas sehingga program pemerintah pusat mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kualitas tenaga kerja bisa berjalan sejalan.
Ide ini diajukan untuk memberi pelatihan kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri saat ini.
Melalui program ini, pemerintah nantinya akan memberikan insentif gaji kepada lulusan SMK dan setingkatnya yang mengikuti pelatihan tapi belum memiliki pekerjaan.
Dia menjelaskan pelaksanaan vocational training ini akan dilaksanakan secara multiyears dengan target peserta sebanyak 20 ribu orang untuk tahun 2018.
Target tersebut ditetapkan berdasarkan kemampuan anggaran perseroan, yakni sebesar Rp 294 miliar.
Ke depan, katanya, akan dievaluasi lagi apa kelebihan dan kekurangannya, tentunya disesuaikan dengan kemampuan keuangan dari BPJS Ketenagakerjaan.
Tapi, katanya, pada prinsipnya ini adalah inisiatif BPJS Ketenagakerjaan untuk berkontribusi membangun sumber daya manusia Indonesia yang lebih berkualitas.
BPJS Ketenagakerjaan siap mengeluarkan anggaran sebesar Rp294 miliar untuk membuat program pelatihan vokasional atau vocational training pada 2019.
Setelah melalui program ini diharapkan tenaga kerja yang mendapat PHK tersebut bisa mendapatkan pekerjan lagi, atau kembali ke perusahaan sebelumnya, tapi dengan kualitas lebih baik.
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019