"Indonesia Startup Summit ini adalah pertama kali dilakukan di Indonesia, harapan saya adalah mendorong inovasi-inovasi Indonesia itu bisa berkembang lebih baik," kata Nasir dalam sambutan di Indonesia Startup Summit 2019 di Jakarta International Expo, Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan untuk mendorong pengembangan perusahaan rintisan maka startup ini harus dikombinasikan dan dihubungkan dengan industri sebagai pengguna, lalu kepada pembelinya, masyarakat.
Menurut Nasir, keberlanjutan usaha dari perusahaan pemula itu menjadi penting sekali.
"Tidak bisa startup hanya dibiarkan begitu saja, bisa jadi mati lagi. Startup ini harus dibina terus, dihubungkan dengan industri dan didekatkan dengan pasar," ujarnya.
Jika perusahaan pemula sudah dihubungkan pada industri dan pasar serta dijaga keberlanjutan usahanya, maka perusahaan pemula ini akan tumbuh dengan baik.
"Kalau 'startup' tumbuh makin baik maka bisa membangun ekonomi Indonesia makin baik berbasis pada riset dan teknologi," ujarnya.
Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mendukung tumbuh kembang perusahaan pemula dan calon perusahaan pemula dengan memberikan insentif modal awal sebesar Rp250-500 juta tiap startup, serta memberikan pelatihan dan pembinaan pada calon perusahaan pemula berbasis teknologi.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menghasilkan 1.307 perusahaan pemula atau startup dan calon startup dalam kurun waktu 2015-2019.
Perusahaan pemula dan calon startup tersebut bergerak di delapan fokus bidang, yakni teknologi dan informasi, pangan, kesehatan, energi, transportasi, bahan baku, material maju (advanced material), serta pertahanan keamanan.
Baca juga: 5.000 startup ikuti Indonesia Startup Summit 2019
Baca juga: Kemristekdikti targetkan dana pengembangan bisnis untuk 5-10 startup
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019