Ramallah, Tepi Barat (ANTARA News) - Presiden Palestina, Mahmud Abbas, bertemu dengan sejumlah pemimpin Hamas di Tepi Barat, Jumat (2/11), dalam pertemuan pertama sejak kelompok pejuang garis keras Palestina itu mengambil alih kekuasaan di Gaza dalam konflik berdarah pada Juni 2007. Abbas, yang memimpin partai moderat Fatah, menerima Nasserdine al-Shaer, mantan deputi perdana menteri dalam pemerintah pimpinan Hamas, di kantornya di Ramallah, ibukota Tepi Barat, kata seorang pejabat kepresidenan. Hingga kini Abbas mengesampingkan perundingan dengan Hamas kecuali jika kelompok itu mengembalikan wewenang atas Gaza kepadanya setelah apa yang disebutnya kudeta yang secara efektif telah memecah rakyat Palestina menjadi dua wilayah kesatuan. Dua anggota senior lain Hamas di Tepi Barat, Farraj Rumana dan Hussein Abu Qweik, juga hadir pada pertemuan itu. Seluruh ketiga pejabat Hamas tersebut bersama-sama Abbas melakukan sholat Jumat di kompleks Pemerintah Palestina di Ramallah. Pertemuan itu dilakukan dua hari setelah Rumana dan Abu Qweik membantah bahwa kelompok Hamas memiliki ambisi untuk menguasai Tepi Barat setelah perebutan Gaza hampir lima bulan lalu. Pernyataan mereka itu disampaikan setelah ancaman sebelumnya pekan ini dari seorang pemimpin Hamas di Gaza, Nizar Rayan, untuk merebut Tepi Barat dan membuat Abbas "jatuh seperti daun musim gugur". Pertemuan itu dilakukan ketika Pemerintah Palestina pimpinan Abbas sedang mempersiapkan konferensi dengan Israel di AS, yang menimbulkan harapan mengenai dimulainya lagi perundingan perdamaian Timur Tengah setelah terhenti tujuh tahun. Washington dan Israel mungkin akan memberikan pandangan yang tidak jelas mengenai pendekatan kembali antara Abbas dan Hamas, kelompok yang mereka masukkan ke dalam daftar hitam sebagai organisasi teroris, khususnya pada suatu masa ketika orang-orang Israel dan Palestina sedang berusaha menghidupkan lagi upaya-upaya perdamaian. Israel telah memperingatkan, berbaikan dengan kelompok garis keras itu bisa mengganggu kemajuan yang tengah dicapai dengan kubu moderat Palestina, demikian laporan AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007