Jakarta (ANTARA News) - Produsen sepeda motor nasional, PT Inti Kanzen Motor (IKM) menunda penawaran saham perdana ke publik (Initial Public Offering/IPO) dari November 2007 menjadi kuartal pertama 2008. Presiden Direktur (Presdir) IKM, Rini Mariani Soemarno, kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa kondisi perekonomian yang dinilai belum kondusif, menyusul menanjaknya harga minyak mentah dunia, menjadi salah satu alasan dimundurkannya jadwal IPO produsen sepeda motor itu. "Saya melihat sampai akhir tahun harga minyak mentah dunia bisa mencapai 100 dolar AS per barel, hal itu akan mengakibatkan kondisi pasar tidak kondusif tahun ini," ujar Rini. Ia memperkirakan, pada kuartal pertama tahun depan atau sekitar April 2008, ketika kondisi pasar membaik seiring dengan perkiraannya bahwa harga minyak mentah dunia akan menurun kembali, maka IPO Kanzen akan dilakukan. Sebelumnya, pada pertengahan tahun ini Rini mengungkapkan rencana IKM melakukan IPO melalui Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk mendanai pengembangan investasi manufaktur maupun jaringan perusahaan tersebut. "Kami membutuhkan dana yang cukup besar untuk mengembangkan industri sepeda motor nasional ini, sehingga kami menilai perlu menarik dana melalui bursa," ujarnya waktu itu. Rini menjelaskan pencapaian IKM pada Pameran Produk Ekspor Indonesia (PPEI) yang berakhir pekan lalu. "Pada PPEI kemarin ternyata banyak pesanan dari berbagai negara berkembang seperti Afrika Selatan dan Srilangka," katanya. Padahal, lanjut dia, IKM ingin konsentrasi ke pasar dalam negeri yang saat ini menempati urutan ke lima dalam penjualan sepeda motor di dalam negeri, setelah Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki. Rini mengatakang sejumlah pembeli asing terutama dari negara berkembang berminat pada produk Taurus Ultima yang merupakan hasil desain dan rekayasa engineering para insinyur di dalam negeri. "Karena Taurus Ultimah (sepeda motor bebek trail) merupakan hasil R & D kami, maka kami telah mematenkan produk tersebut di sejumlah negara, seperti Vietnam, China, dan India," ujarnya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007