Cirebon (ANTARA News) - Pimpinan Kelompok Pengajian Hidup Dibalik Hidup (HDH) Muhamad Ali alias Mudjoni dihadapan sejumlah ulama di Aula Kantor MUI Kabupaten Cirebon, Jumat, membantah pernyataan pengikutnya tentang ajaran HDH seperti yang tertuang dalam sebuah buku.
Jawaban yang diberikan Mudjoni atas ajaran itu berbelit-belit dan tidak tegas, bahkan justru mengkritik pemberitaan wartawan yang terlalu menvonis kelompoknya sebagai aliran sesat.
Ketua MUI KH Jaffar Aqiel Siroj meminta ketegasan Mudjoni tentang kebenaran empat hal yang kemudian membuat keresahan umat Islam yaitu apakah benar Muhammad Kusnan yang menjadi pencetus aliran itu pernah menerima wahyu, melakukan Miraj, melihat surga dan neraka serta keyakinan bahwa syafaat hanya diberikan saat Nabi Muhammad masih hidup.
Menjawab pertanyaan itu, Mudjoni akhirnya mengatakan jika semua pemahaman yang kemudian disampaikan oleh pengikutnya itu adalah salah akibat salah penafsiran. "Empat hal itu tidak benar, mungkin ini karena salah pemahaman atau penafiran saja," ujarnya yang juga membantah isi buku ajaran HDH yang menjadi pegangan kelompok itu.
Usai dialog singkat kemudian Mudjoni dibawa ke Mapolres Cirebon untuk menjalani pemeriksaan apalagi, keterangan pengikutnya dan buku-buku yang berhasil disita polisi ternyata berbeda jauh dengan keterangan Mudjoni.
Sementara itu, KH Jaffar Aqiel Siroj kepada wartawan mengatakan, pihaknya tidak hanya terpaku pada penjelasan Mudjoni karena sejumlah pengikut dan warga sudah memberikan sejumlah keterangan pendukung.
"Jawabannya memang berbelit-belit dan intinya membantah semua tuduhan itu, tetapi kami akan pelajari buku-buku yang dipakai kelompok itu," katanya.
Ia mengatakan, jika ajaran itu memang seperti yang tertulis dalam sejumlah buku karangan Mudjoni seperti "Menjelajah Dimensi Ruang Alam Fana dan Baka", "Mengenal Eksistensi Allah", dan "Percakapan Kusnan dan Ali", maka sudah jelas terjadi penyimpangan.
"MUI akan memilah apakah terjadi penyimpangan soal akidah atau soal muamalah atau ibadah, mungkin perlu waktu yang agak lama," katanya.
Ia juga menegaskan, tidak ada manusia selain Nabi Muhammad yang bisa mencapai sidratul muntaha atau melihat surga dan neraka. "Keyakinan adanya nabi lain setelah nabi Muhammad juga merupakan ajaran yang salah," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007
barang kali takut