Banda Aceh (ANTARA) - Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi kembali mendatangi Kantor Gubernur Aceh menyuarakan penolakan tambang emas di Beutong, Nagan Raya dan Aceh Tengah.

Sebelum mendatangi Kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh, Rabu, massa mahasiswa berkumpul di kawasan Taman Sultanah Safiatuddin, yang berjarak beberapa ratus meter dari kantor tersebut.

PT Emas Mineral Murni (EMM) merupakan perusahaan tambang yang akan mengeksploitasi emas di kawasan Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tengah.

Kemudian, massa mahasiswa mengenakan jas almamater masing-masing berjalan kaki menuju Kantor Gubernur Aceh dengan yel-yel "Tolak, tolak, tolak, EMM".

Sesampainya di gerbang utama Kantor Gubernur Aceh, massa mahasiswa tidak bisa masuk ke pekarangan karena sejumlah polisi dengan pelindung berjaga-jaga di pagar kantor.

Kendati tidak bisa masuk, massa bertahan di ruas jalan depan Kantor Gubernur Aceh. Di jalan tersebut, mahasiswa duduk bersila dan menggelar orasi serta mengucapkan selawat badar.

Sementara itu, ruas jalan depan Kantor Gubernur Aceh dari arah pusat kota menuju Kampus Darussalam, mulai dari Simpang Masjid Oman ditutup. Polisi mengalihkan lalu lintas ke arah Stadion Lampineung.

Jumlah mahasiswa yang berunjuk rasa lebih banyak dari sehari sebelumnya. Unjuk rasa mahasiswa di Kantor Gubernur Aceh, Selasa (9/4) berakhir ricuh.

Dalam unjuk rasa tersebut, polisi sempat mengeluarkan tembakan gas air mata.

Beberapa pengunjuk rasa luka di kepala. Kaca jendela dan beberapa pot bunga di kantor tersebut pecah.

Baca juga: Seribuan mahasiswa tolak perusahaan tambang emas di Aceh
Baca juga: LSM Walhi gugat izin tambang emas Aceh

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019