Medan (ANTARA News) - Harga ekspor karet Indonesia jenis SIR 20, Jumat (2/11), kembali menguat mencapai 2,41 dolar AS per kg yang dipicu tingginya harga minyak mentah di pasar internasional dan permintaan yang tinggi.
"Harga SIR 20 sudah menembus 2,41 dolar AS per kg dari hari Kamis yang masih 2,39 dolar AS lebih per kg," kata kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara, Edy Irwansyah, di Medan.
Kenaikan harga ekspor karet itu langsung berpengaruh pada harga jual bahan olah karet (bokar) di pabrikan Sumut.
Harga bokar sudah mencapai Rp18.100 per kg hingga Rp18.400 per kg dari Rp18.000 hingga 18.300 per kg sebelumnya.
"Harga jual karet tahun ini rata-rata cukup bagus sehingga pengusaha terus berupaya untuk ekspor," kata eksportir karet Sumut, Tjoe Min Fat.
Tapi dia mengakui, eksportir kesulitan mendapatkan karet itu menyusul sulitnya pabrikan mendapatkan bahan baku.
Data di Gapkindo Sumut menunjukkan, ekspor karet Sumut sejak Juli terus turun di bawah angka 40 ribuan ton.
Pada Juni, misalnya, volume ekspor karet Sumut masih 41.640 ton, sementara Juli, ekspronya tinggal 33.647 ton dan Agustus tuinggal 33.093 ton.
"Ekspor turun karena pasokan semakin ketat yang diakibatkan produksiyang menurun," katanya.
Sementara itu, petani karet di beberapa sentra produksi seperti di Tapanuli Selatan, mengaku jarang melakukan penderesan getah akibat seringnya turun hujan.
"Hujan terus, bagaimana mau menderes.Padahal permintaan dari pedagang pengumpul cukup banyak," kata P Siregar, petani karet di Tapanuli Selatan itu.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007