Tinggal kurang lebih sekitar 10 ekor saja di Kelimutu...
Kupang, Nusa Tenggara Timur (ANTARA) - Bupati Ende Marsel Petu mengemukakan bahwa populasi burung elang flores di kawasan wisata Taman Nasional Kelimutu semakin terancam dan sekarang yang tersisa hanya sekitar 10 elang saja.
"Tinggal kurang lebih sekitar 10 ekor saja di Kelimutu," katanya di Kupang, Rabu.
Ia mengatakan burung elang flores (Nisaetus floris) kini makin langka, padahal fauna itu punya nilai penting dalam sejarah Indonesia karena menginsipirasi proklamator yang juga presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno, menetapkan warna bendera negara ketika menjalani pengasingan di Ende tahun 1934-1938.
"Elang flores itu dadanya warna putih, sayapnya warna merah, itu lah yang mengilhami Soekarno untuk menetapkan bendera negara Indonesia berwarna merah-putih," kata Marsel.
"Selama lima tahun terakhir, ketika kami menggelar Parade Kebangsaan, elang-elang flores ini selalu beterbangan di langit Kota Ende, sehingga menjadi sesuatu yang dianggap mistik," katanya merujuk pada parade menyambut hari lahir Pancasila setiap 1 Juni.
Ia meminta pengelola Taman Nasional Kelimutu menjaga populasi elang flores yang tersisa dan menganjurkan warga sekitarnya agar tidak menjadikan burung itu sebagai sasaran perburuan.
Baca juga: Populasi elang flores di Gunung Rinjani terancam punah
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019