Jakarta (ANTARA News) - Sehubungan makin maraknya aliran sesat di Indonesia akhir-akhir ini, Wakil Presiden M Jusuf Kalla meminta para ulama khususnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan introspeksi diri apakah ada yang salah dalam berdakwah atau syiar agama Islam. "Wapres minta para ulama introspeksi diri kenapa muncul aliran-aliran sesat ini. Walaupun aliran seperti itu selalu ada sepanjang jaman," kata Ketua Komisi Fatwa MUI Ma`ruf Amin seusai bertemu Wapres di Jakarta, Jumat. Pimpinan MUI antara lain Ma`ruf Amin, Amidhan, Umar Shihab, A Ahmad serta Sekum Ichwan Syam bertemu Wapres untuk melaporkan rencana Rapat Kerja Nasional MUI pada 5 November 2007. Dalam raker tersebut salah satu agendanya membahas aliran-aliran sesat dan membuat pedoman. Rakernas diharapkan akan memberikan rekomendasi khusus mengenai masalah aliran sesat ini. Atas permintaan Wapres agar ulama introspeksi diri, Ma`ruf mengaku memang seharusnya ulama selalu melakukan introspeksi. MUI sendiri, tambahnya akan melakukan rakernas dalam rangkan introspeksi untuk evaluasi apakah ada yang salah dalam berdakwah. Menurut Ma`ruf Amin, Wapres mempertanyakan kepada MUI soal Al-Qiyadah Al-Islamiyah, kenapa hal itu muncul. "Wapres minta MUI soroti soal aliran-aliran sesat serta lakukan dakwah-dakwah lebih khusus jangan sampai aliran-aliran sesat ini tumbuh subur," kata Ma`ruf. Khusus soal aliran sesat, tambahnya, MUI akan mempertajam patokan-patokan yang ada. Selama ini, dalam catatan MUI setidaknya MUI telah mengeluarkan sembilan fatwa mengenai aliran sesat. Namun diakui tidak semua aliran sesat sampai harus dikeluarkan fatwa. "Aliran-aliran kepercayaan ada yang sampai keluar fatwa tapi ada juga yang tidak," kata Ma`ruf. Ma`ruf menjelaskan ada aliran yang setelah dilaporkan masyarakat ke MUI, dan kemudian diteliti dan diinvestigasi oleh MUI ternyata para penganut aliran tersebut justru minta diluruskan. Dengan demikian yang seperti ini belum sempat dikeluarkan fatwa. "Namun setelah diinvestigasi dan dinyatakan menyimpang mereka tetap kukuh makanya MUI kemudian sampai mengeluarkan fatwanya," kata Ma`ruf.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007