Madu yang dihasilnya cukup banyak dan permintaan pasar juga tinggi
Gunung Kidul (ANTARA) - Kelompok Peternak Lebah Sumber Rejeki Madu Manunggal memanfaatkan lahan seluas 600 hektare Hutan Banaran, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, untuk budi daya madu hitam yang permintaan pasarnya sangat tinggi.
Ketua Peternak Lebah Sumber Rejeki Madu Manunggal Playen Purwanto di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu, mengatakan sejak 2017 kelompoknya membudidayakan lebah madu hitam di Hutan Banaran.
"Awalnya hanya coba-coba budi daya lebah, tetapi setelah ditekuni dan dipelajari dengan baik, hasil budi daya lebah cukup bagus. Madu yang dihasilnya cukup banyak dan permintaan pasar juga tinggi," kata Purwanto.
Ia mengatakan saat ini satu sarang madu mampu menghasilkan kurang lebih tiga sampai empat kilogram madu hitam dalam waktu satu tahun. Harga madu hitam per kilogram sekitar Rp250.000-Rp300.000 tergantung kualitas madu.
"Tingginya produksi madu satu sarang tidak lepas dari pakan yang tersedia melimpah di Hutan Banaran," katanya.
Selama ini konsumen madu hitam hanya perorangan saja. Diakui Purwanto, dia tidak melayani penjualan madu kepada para tengkulak maupun ke perusahaan-perusahaan besar. Hal ini dikarenakan, kelompoknya belum mampu menghasilkan madu dalam jumlah besar.
Ia mengakui kewalahan dalam pemenuhan permintaan madu hitam. Namun saat persediaan habis, ia tidak akan cari dari daerah lain. "Kami tidak mencari madu dari daerah lain untuk menjaga kepercayaan konsumen," katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi mengatakan pemerintah kabupaten melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait siap membantu memasarkan madu hitam khas Kecamatan Playen.
"Kami siap membantu pemasaran madu hitam. Budi daya lebah ini diharapkan mampu menjadi penghasilan tambahan bagi warga di Playen. Kami kira pemasaran madu hitam ini tidaklah sulit karena pangsa pasarnya sangat tinggi," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019