Surabaya (ANTARA News) - Dunia olahraga Indonesia saat ini dalam kondisi sangat kritis akibat kelemahan sumber daya manusia dan kesalahan sistem pembinaan yang diterapkan. Pernyataan itu disampaikan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora), Prof Dr Hari Setiono, MPd., pada seminar pembinaan olahraga atlet usia dini di Surabaya, Jumat. "Secara makro, kelemahan SDM akibat kesalahan sistem, dan sistem yang ada sekarang juga dibuat oleh SDM yang semestinya sangat kompeten menyusun hal itu," katanya pada seminar yang diselenggarakan KONI Jatim tersebut. Hari Setiono mengungkapkan selama ini tidak pernah ada evaluasi terhadap sistem pembinaan yang sudah berjalan. Padahal evaluasi itu penting untuk menentukan program berikutnya. "Dunia olahraga kita cenderung melakukan pekerjaan sesuai garis partisipasi, bukan pada sasaran yang mengarah pada prestasi. Begitu pekerjaan itu selesai, maka selesai juga tanggung jawabnya," ujarnya. Mantan Pembantu Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu menambahkan, membangun prestasi olahraga nasional bukan seperti membalik telapak tangan. "Diperlukan sistem yang terpadu dan SDM yang mumpuni serta berkualitas," tambahnya. Ia mengakui bahwa kualitas SDM yang menangani bidang keolahragaan di Indonesia masih sangat terbatas. Ini juga disebabkan terbatasnya pelatihan untuk meningkatkan kualitas pelatih yang ada. Apalagi, saat ini masih banyak pelatih yang hanya mendasarkan kebanggaan dan berbekal mantan seorang juara dalam menangani pembinaan atlet, tanpa berupaya meningkatkan kualitas pengetahuan yang dimiliki. "Ini yang sekarang sedang melanda dunia keolahragaan kita. Proses pelatihan kita sudah tertinggal jauh dari negara lain. Anehnya lagi, ketinggalan itu tidak pernah disadari pelatih-pelatih kita," tambah Hari Setiono. Menurut mantan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Jatim ini, dunia keolahragaan terus berpacu dengan iptek, sehingga kalau SDM di Indonesia tidak mau memanfaatkan itu, prestasi olahraga akan terus merosot dan makin tertinggal. "Bisa dibilang saat ini Indonesia mengalami krisis bibit-bibit atlet, karena kurangnya frekuensi kejuaraan usia dini dan sistem pembinaan yang tidak jelas," tegasnya. Karena itu, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga berupaya meningkatkan kualitas SDM kepelatihan melalui berbagai kursus dan pendidikan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007