Umm A-Fahm, Israel (ANTARA) - Kebijakan partai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengirim para pemantau yang dilengkapi dengan kamera-kamera ke sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) dengan konstituen Arab pada hari pemilihan di Israel, Selasa, dikutuk politisi Arab karena merupakan tindakan intimidasi.
Ketika ditanya mengenai penggunaan kamera-kamera di TPS, polisi Isarel memberi alasan sudah terjadi "sejumlah dugaan pelanggaran" di utara, tempat banyak warga Israel keturunan Arab - yang berjumlah 21 persen dari penduduk.
Netanyahu adalah ketua Partai Likud yang beraliran kanan mendukung pengambilan gambar dengan kamera itu. Ia mengatakan kamera-kamera tersebut harus dipasang secara terbuka di TPS-TPS di mana saja untuk menjamin "suara sah". Menurut jajak pendapat, ia mendapat saingan ketat dari calon beraliran tengah,
Pada hari-hari pemilihan di Israel, wakil-wakil dari sebagian besar partai duduk di TPS untuk mengecek proses identifikasi sebelum pemungutan suara. Para pemilih kemudian diberi amplop dan pergi ke bilik suara yang sudah disediakan untuk memberikan suara mereka.
Ahmad Tibi, seorang anggota dewan keturunan Arab, mengatakan kamera-kamera yang terlihat di TPS-TPS pada Selasa ilegal dan merupakan "usaha langsung untuk sabotase" kebebasan memberikan suara.
Baca juga: Rakyat Israel beri suara dalam pemilihan umum
Sumber: Reuters
Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019