Jakarta (ANTARA) - Proses pengadaan layanan akomodasi jamaah haji Indonesia di Mekkah hampir final sudah memasuki tahap kontrak, kata Pembantu Staf Teknis Urusan Haji (STUH) I Amin Handoyo.
"Hari ini, pengadaan layanan akomodasi jamaah haji sudah mulai masuk tahap kontrak rumah di Mekkah," kata Amin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menurut Amin, dalam kontrak kerja sama itu penyedia layanan termasuk akomodasi juga harus menandatangani pakta integritas. Terdapat poin penting bahwa mereka tidak akan memberikan imbal apapun kepada tim penyedia layanan dan staf teknis urusan haji.
"Pakta integritas ini sebagai bagian dari ikhtiar untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih," kata dia.
Dia mengatakan total kebutuhan akomodasi di Mekkah mencapai 207.577 paket. Jumlah itu terdiri dari kebutuhan untuk 204 ribu jamaah, 2.555 petugas kloter dan 1.022 untuk selisih penempatan laki-laki dan perempuan.
"Untuk pengadaan layanan akomodasi Mekkah, sampai saat ini sudah 98 persen. Ada 158 hotel yang akan disewa," katanya.
Sementara untuk Madinah, lanjut Amin, proses pengadaan sudah 75 persen. Layanan akomodasi itu menggunakan sistem sewa semusim penuh dan setengah musim.
"Sebanyak 50 hotel di Madinah kita sewa semusim penuh dan tujuh hotel disewa setengah musim," kata dia.
Dia mengatakan jumlah tersebut lebih banyak dari tahun 2018. Saat itu, hotel yang disewa full musim hanya 53 persen, sementara 47 persen lainnya disewa secara paruh musim.
"Tahun ini, hanya 25 persen yang masih menggunakan sistem sewa 'blocking time'," katanya.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019