Padang (ANTARA News) - Sekjen Mufti Suriah, Dr. Ala`uddin Zahtari, mendorong Indonesia membawa resolusi zakat hasil Konferensi Zakat Asia Tenggara (KZAT) II, ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah penduduk Muslim yang juga terbesar di dunia. Dengan potensi ini, Indonesia memiliki poin strategis untuk membawa isu-isu penting ke PBB," kata Ala`uddin Zahtari di sela KZAT II di Padang, Kamis. Menurut dia, Indonesia bisa menjadi penggerak pertama, untuk menyampaikan rekomendasi yang diputuskan dalam konferensi ini guna dijadikan program secara bersama. Ala`uddin Zahtari, guru besar bidang Perbandingan Hukum-hukum Ekonomi Islam itu mengatakan KZAT II memberi manfaat yang sangat besar menimba berbagai pengalaman pengelolaan zakat dari berbagai negara. "Tujuan utama dari zakat bukan menjadikan orang-orang miskin menjadi orang yang dermawan, melainkan menjadikan orang tersebut kaya hati. Seperti dikatakan Rasulullah SAW, bukanlah kekayaan itu kekayaan harta, melainkan kekayaan hati," katanya. Ia juga berharap tidak akan ada persepsi antara zakat dan kemiskinan. Zakat bukanlah untuk menghilangkan kemiskinan, karena menghilangkan kemiskinan itu tidak mungkin. Yang bisa dilakukan hanyalah meringankan atau mengurangi angka kemiskinan. "Dalam prediksi PBB soal pertumbuhan jumlah penduduk di seluruh dunia pada tahun 2010, angka kemiskinan dunia akan mencapai 60 persen. Semua lembaga internasional terus berupaya untuk menghilangkan angka kemiskinan ini, tetapi tetap saja mereka tidak mampu melakukannya," katanya. Yang bisa dilakukan, kata Ala`uddin, hanya memberikan bantuan kepada negara-negara miskin dari negara-negara kaya. Sayangnya, bantuan dari negara-negara kaya kepada negara-negara miskin disertai dengan persyaratan politis. Penuh dengan bermacam larangan dan keharusan. Sedangkan zakat yang diberikan dari orang-orang kaya kepada orang miskin tanpa ada syarat sedikitpun. "Karena itu, kalau boleh kita mengusulkan dari konferensi ini, perlunya `taushiyah` atau semacam rekomendasi secara internasional tentang negara-negara di dunia seluruhnya perlu memperhatikan pentingnya penggalian zakat," katanya. Bagi orang-orang muslim, tambah dia, zakat satu ibadah sedangkan bagi orang-orang non muslim zakat itu merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang mampu meringankan beban kaum fakir. Ala`uddin atas namanya negaranya berharap Pemerintah Indonesia bisa mewakili KZAT II ini, sebagai wakil negara-negara muslim di dunia untuk menyuarakan pentingnya penggalian sumber dana zakat guna meringankan penderitaan orang-orang miskin. (*)

Copyright © ANTARA 2007