Zurich (ANTARA News) - Mantan petenis nomor satu dunia putri, Martina Hingis, mengatakan Kamis bahwa berdasar pemeriksaan ia positif menggunakan kokain ketika mengikuti turnamen Wimbledon tahun ini dan mengumumkan pengunduran dirinya dari kancah tenis profesional.
"Saya diperiksa positip tetapi saya tidak pernah menggunakan obat terlarang dan saya tetap merasa 100 persen bersih," kata petenis lima kali juara grand slam dari Swiss itu dalam temu pers.
Dengan mengeluarkan air mata dan suara gemetar, Hingis membacakan pernyataan tertulisnya sebelum meninggalkan ruangan temu pers dengan tidak mengeluarkan sepatah kata pun, katanya, seperti dilaporkan Reuters.
Dalam pernyataan lebih panjang yang dikeluarkan kemudian oleh manajernya, petenis berusia 27 tahun itu menjelaskan ia mengetahui tuduhan atas dirinya menggunakan barang terlarang itu dengan perasaan "begitu heboh, begitu dahsyat, sehingga ia memutuskan untuk berbicara langsung dengan media."
Dalam pernyataan itu disebutkan, "Saya secara pribadi merasa amat ngeri tentang hal itu. Ketika pertama kali saya diberitahu (tentang test itu), saya amat terpukul dan amat terkejut."
Hingis menambahkan dirinya sudah menjalani pemeriksaan pribadi dan dinyatakan negatip dan hal itu sudah diungkapkannya kepada pengacaranya.
"Pengacara dan para ahlinya menemukan beberapa zat yang tidak berkaitan dengan obat terlarang, ketika mereka memeriksa urin saya dalam pertandingan Wimbledon," katanya.
"Ia juga mengatakan para ofisial mungkin salah dalam pemeriksaan urin itu dan mereka tidak dapat membuktikan apakah urin yang diperiksa itu benar-benar milik saya," katanya.
Hingis mengatakan, ia pun sudah diberi tahu bahwa usaha untuk membersihkan namanya akan memakan waktu bertahun-tahun.
"Saya tidak ingin membuang-buang waktu saya selama beberapa tahun untuk membersihkan dugaan jelek itu, Saya frustrasi dan marah."
"Saya yakin, saya 100 persen bersih. Tapi kenyataannya, hal yang paling sulit yang saya hadapi, secara fisik, adalah untuk tetap bertanding dalam permainan puncak saya," katanya.
"Dan terus terang, tuduhan seperti itu tidak akan menarik motivasi saya untuk berusaha maju dalam pertandingan," ujarnya.
Ia menambahkan, "Karena situasinya sudah seperti ini, di samping masalah usia dan masalah tuduhan itu, saya memutuskan untuk tidak lagi bermain tenis dalam turnamen Tur."
Setelah namanya menjulang dan posisinya naik ke papan atas tenis putri, Hingis mengalami cedera urat sehingga sempat menggantung raket pada 2003.
Penampilan mengejutkan
Hingis tampil mengejutkan lagi pada 2006, ketika membuktikan ia masih harus diperhitungkan, karena ia meraih dua gelar dan mengakhiri pertandingan musim itu dengan bertengger di urutan ketujuh.
Kemenangan lain menyusul, ketika tahun ini ia meraih gelar di Tokyo, sebelum kembali merasakan cedera. Pada Oktober, Hingis mengumumkan akan mengakhiri karirnya dari tenis, karena beberapa masalah yang menghinggapinya.
Temu pers Kamis, diharapkan mantan petenis nomor satu dunia itu akan mengumumkan dengan resmi pengunduran dirinya, tetapi tidak dalam suasana seperti yang sedang dialaminya.
Tur WTA mengeluarkan pernyataan singkat melalui ketua eksekutip
Larry Scott, Kamis, yang lebih banyak mengucapkan salut atas beberapa pencapaian Hingis di lapangan tenis selama ini.
"Tur WTA belum menerima resmi informasi tentang masalah Hingis itu...dan kami tidak dalam posisi yang harus memberikan komentar tentang hasil pemeriksaan itu," kata Scott sebelum memuji pemain itu dalam "intelijensnya yang hebat di lapangan serta profesionalismenya di luar lapangan."
Asosiasi Tenis Swiss juga secara khusus mengangkat tentang kehebatan Hingis sebagai pemain tenis.
"Martina Hingis merupakan pemain hebat dan ia merupakan model dan figur tenis di Swiss," kata ketua asosiasi Rene Stammbach dalam pernyataannya.
"Kami amat menyesal bila Martina mengakhiri karirnya dengan cara begitu," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007