"Boleh dibilang perencanaannya tidak terlalu bagus, mungkin kurang penelitian, sehingga lokasinya tidak pas. Lain kali, jangan kita (pemerintah) membuat (bandara) lagi hanya karena ingin ada 'airport' ," kata JK kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Selasa.
JK menjelaskan masyarakat yang hendak ke Bandung lebih memilih menggunakan jalur darat tanpa harus melalui Kertajati.
"Letaknya tanggung, kalau berada 20-30 kilometer dari Bandung masih oke, tapi ini kan hampir 100 kilometer. Jadi, kalau mau ke Bandung lewat Kertajati musti naik mobil lagi sampai 100 kilometer, jadi lebih baik langsung saja ke Bandung," tambahnya.
Lokasi bandara yang tidak strategis itu menyebabkan maskapai penerbangan komersial enggan membuka jalur udara baik dari maupun ke Kertajati. Oleh karena itu, menurut JK, salah satu cara untuk meramaikan Bandara Kertajati adalah dengan mengembangkan kawasan wisata di sekitarnya.
"Airlines tidak bisa dipaksa kalau tidak ada penumpang. Siapa yang mau bayar kerugiannya. Kecuali, di sekitar Kertajati itu berkembang, ada usaha di sekitarnya seperti Indramayu, Subang atau sekitarnya," ujarnya.
Penelitian pembangunan Bandara Kertajati hanya dilakukan sejak 2003 hingga keluar izin penetapan lokasi pada 2005. Namun Pemprov Jawa Barat saat itu tidak memiliki anggaran cukup untuk membangun bandara, sehingga izin penetapan lokasi diperpanjang hingga 2012.
Pembangunan bandara sendiri baru dimulai pada 2014 dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 24 Mei 2018.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019