Surabaya (ANTARA News) - Bursa Efek Surabaya (BES) meluncurkan layanan versi terbaru sistem pelaporan transaksi obligasi "New Centralized Trading Platform" (New CTP) di Jakarta, Kamis.
Divisi Komunikasi BES, Helny Noviana, mengatakan bahwa sistem New CTP merupakan pengembangan dari sistem CTP versi pertama dengan berbagai aspek pengembangan sistem yang didasarkan pada hasil studi dan riset untuk mengetahui kebutuhan pengguna sistem CTP.
Menurut dia, tujuan dari pengembangan sistem New CTP adalah untuk meningkatkan layanan BES sebagai Penerima Laporan Transaksi Obligasi (PLTO) kepada pengguna CTP, yaitu partisipan yang terdiri dari perusahaan efek, Bank Umum dan Bank Kustodian.
Sistem New CTP memiliki banyak keunggulan dibanding versi pertama, diantaranya adalah akses dan performa sistem yang lebih baik, tampilan fitur yang lebih menarik, "user friendly" dan informasi pasar yang lebih lengkap, akurat serta terkini (real time).
Dalam sistem itu, kata Helny, juga tersedia berbagai fasilitas (fitur) tambahan yang sangat bermanfaat bagi partisipan yaitu "bond calculator" yang lebih komprehensif, fitur chatting sebagai sarana komunikasi antar partisipan baik bilateral maupun berkelompok.
Selain itu, fitur chart yang menampilkan grafik pergerakan harga, yield dan frekuensi sampai dengan periode tiga tahun terakhir untuk semua seri obligasi yang tercatat di BES baik Obligasi Korporasi maupun Obligasi Negara.
Dalam fitur chart, partisipan juga dapat mengakses referensi harga Obligasi Negara melalui fitur Indonesian Government Securities Yield Curve (IGSYC).
Sementara itu, disela peluncuran layanan itu juga diulas mengenai pelaksanaan satu tahun diberlakukaannya ketentuan Pelaporan Transaksi Obligasidan PLTO.
Setelah setahun pelaksanaan PLTO, terdapat banyak pencapaian-pencapaian yang diraih. Jumlah partisipan terus meningkat dari semula 86 partisipan pada September 2006 hingga mencapai 113 partisipan pada Oktober 2007.
Diharapkan dengan peluncuran sistem New CTP ini aktivitas perdagangan dan pelaporan transaksi obligasi lebih meningkat dan transparan, demikian Helny Noviana. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007