Brisbane (ANTARA News) - Mahasiswa Indonesia yang dirampok di halaman parkir mobil Stasiun Footscray, Melbourne, 29 Oktober dinihari , Andi Syafrani (28), Kamis, sudah mengisi semacam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) atau "statement" di markas besar polisi Negara Bagian Victoria, Australia. Konsul Urusan Kekonsuleran KJRI Melbourne, Alberd Pardede, yang mendampingi Andi selama memberikan "statement" itu mengatakan, aparat kepolisian Victoria dari kantor pusat mengambil alih penyidikan kasus perampokan tersebut dari tangan kepolisian distrik Footscray. "Karena itu , Andi dan saya tadi langsung ke `Victorian Police Headquarters` (Mabes polisi Victoria) yang berlokasi di dekat Stasiun Kereta Flinders Melbourne. Kasus ini ditangani oleh detektif kantor polisi pusat untuk diolah lebih jauh," katanya. Alberd mengatakan, dalam proses pemberian "statement" selama satu setengah jam itu, Andi kembali dikonfirmasi petugas pemeriksa tentang catatan data kejadian yang telah dikumpulkan aparat kepolisian distrik Footscray dari Andi pada hari kejadian perkara supaya lebih lengkap . "Kita (KJRI Melbourne) sudah upayakan komunikasi dan kita punya teman di kantor pusat polisi Victoria. Apa yang dilakukan Andi hari ini adalah prosedur biasa mereka (polisi Victoria) untuk meminta `statement` final dari korban kejahatan," katanya. Alberd mengatakan, Andi yang juga pengurus pusat Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) serta ketua ranting PPIA di Universitas Victoria itu dengan lancar menjawab semua pertanyaan petugas kepolisian Victoria dalam bahasa Inggris. Tentang tiga orang pelaku perampokan yang menurut Andi merupakan warga Australia kulit putih, Alberd mengatakan, apa yang disampaikan Andi sebagai korban perampokan merupakan petunjuk penting bagi polisi. Bagi polisi Victoria, tidak ada masalah apakah tersangka pelaku perampokan itu adalah warga Australia kulit putih atau berwarna karena mereka bekerja dengan sangat profesional seperti halnya Polri (Polisi Republik Indonesia) saat menangani kasus perampokan warga asing di Tanah Air, katanya. Untuk membantu Andi mengenali dan merekonstruksi ingatannya tentang wajah perampoknya itu, Alberd mengatakan, Sabtu ini dia diminta untuk kembali ke kantor polisi guna mengidentifikasi wajah-wajah orang yang memiliki rekam jejak kejahatan. "Jadi polisi akan menunjukkan rekaman `file-file` foto orang-orang yang dianggap punya catatan kejahatan, termasuk mantan pelaku kriminal, apakah cocok dengan tersangka. Apakah Sabtu pagi atau siang masih menunggu konfirmasi dari polisi," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007