Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) di Jakarta, Kamis, mengumumkan bahwa inflasi bulan Oktober tercatat 0,79 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan bulan September 0,80 persen. Dengan demikian inflasi tahun kalender (Januari-Oktober 2007) tercatat sebesar 5,24 persen dan inflasi year on year (Oktober 2007 terhadap Oktober 2006) sebesar 6,88 persen. "Jadi apakah bisa bertahan di 6 persen pada akhir Desember atau lebih dari itu, tergantung pada sisa 0,76 persen itu dibagi antara November dan Desember. Di November tahun lalu, inflasi `cooling down` cuma 0,34 persen. tapi kita kan tidak bisa memotret yang lalu dan yakin sekali akan terjadi seperti itu." kata Kepala BPS, Rusman Heriawan. Pemerintah menargetkan inflasi pada 2007, 6 persen, sementara BI menargetkan 6 plus minus 1 persen. Dia mengingatkan, pada bulan Desember akan terjadi `demand pull inflation` karena ada tekanan menjelang Natal dan Tahun Baru. "Di Desember 2006, inflasi 1,04 persen," katanya. Menurut BPS, inflasi tertinggi terjadi di Ternate 3,98 persen dan inflasi terendah terjadi di Denpasar 0,04 persen, sedangkan deflasi terbesar terjadi di Banda Aceh 1,57 persen dan terkecil di Pematang Siantar 0,15 persen. Dikatakannya, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok barang dan jasa, yaitu kelompok bahan makanan 1,87 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,51 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,21 persen, kelompok sandang 2,05 persen, kelompok kesehatan 0,45 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,21 persen, dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan 0,47 persen. "Inflasi komponen inti pada bulan Oktober 2007 sebesar 0,80 persen, sedangkan inflasi komponen inti tahun kalender (Januari - Oktober) 2007 sebesar 5,12 persen, dan inflasi komponen inti year on year (Oktober 2007 terhadap Oktober 2006) sebesar 6,13 persen<" demikian Rusman H.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007