Surabaya (ANTARA) - Tanggal 9 dan 12 April 2019, dua partai final Piala Presiden mempertemukan Persebaya Surabaya dengan Arema FC Malang, yang format pertandingannya berupa "home and away" atau kandang dan tandang.
Final putaran pertama, sesuai undian usai semifinal, Persebaya mendapat jatah bermain di hadapan pendukungnya sendiri terlebih dahulu, yakni Selasa (9/4), di Gelora Bung Tomo Surabaya.
Tiga hari kemudian atau Jumat (12/4), giliran Arema FC yang menjadi tuan rumah dan bermain di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Bagi kedua tim, perjalanan di final tidak dilaluinya dengan mudah karena harus berjuang meraih hasil terbaik di babak penyisihan, perempat final dan semifinal.
Bagi Persebaya, dari empat edisi Piala Presiden yang sudah berjalan, berada di partai puncak merupakan kali pertamanya, berbeda dengan Arema FC yang pernah bermain di final, bahkan menang dan membawa pulang "trophy" Piala Presiden 2017.
Saat itu, Arema FC ini menang 5-1 atas Pusamania Borneo FC di Stadion Pakansari. Sebagai catatan, pada edisi perdana atau 2016, juaranya adalah Persib Bandung yang di final mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 2-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Berikutnya pada 2018, Persija menjadi tim yang terbaik di turnamen tersebut usai menekuk Bali United dengan skor 3-0, juga di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Lantas, bagaimana perjalanan kedua tim asal Jawa Timur tersebut hingga harus "saling bantai" di lapangan selama 90 menit?
Di Piala Presiden edisi keempat ini, Persebaya berada di grup A, bersama Perseru Serui, PS Tira Persikabo dan tuan rumah Persib Bandung. Bahkan, sejak penyisihan hingga semifinal, tim kebangaan "Arek-arek Suroboyo" itu tak pernah terkalahkan.
Di tiga laga yang semuanya dihelat di Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Persebaya yang diasuh Djadjang Nurdjaman menang dua kali dan bermain sekali dengan total tujuh poin sekaligus berhak sebagai juara umum.
Pada Sabtu (2/3), Persebaya menang 3-2 melawan Perseru Serui, lalu kembali menang dengan skor sama, 3-2 menghadapi tuan rumah Persib Bandung pada Kamis (7/3), dan di laga terakhir imbang 0-0 pada Selasa (12/3).
Hasil tersebut mengantar dua tim peringkat paling atas lolos, yakni Persebaya dan PS Tira Persikabo. Bahkan, sesuai hasil undian, keduanya kembali bertemu di babak perempat final yang hasilnya 3-1 untuk Persebaya di laga yang dimainkan di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jumat (29/3).
Kemudian di semifinal putaran pertama di GBT, Rabu (3/4), Persebaya menang tipis 1-0 lawan Madura United, kemudian menang 3-2 di kandang Madura, di Stadion Ratu Pamelingan Kabupaten Pamekasan. "Bajul Ijo" pun berhak lolos ke final karena unggul agregat gol 4-2.
"Hasil yang patut kami syukuri dan ini berkat kerja keras seluruh pemain, tim, suporter serta doa dari pencinta Persebaya hingga akhirnya kami di final," ujar pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman usai memastikan timnya melangkah ke final.
Sedangkan, Arema FC, menuju ke partai puncak secara tertatih-tatih karena harus berjuang lebih ekstra di babak penyisihan di grup E.
Anak asuh Milomir Seslija itu berada di peringkat kedua di bawah Persela Lamongan meski statusnya sebagai tuan rumah karena seluruh laga digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Pada laga perdananya, Senin (4/3), Arema FC menang susah payah dengan skor 3-2 melawan Barito Putera, lalu dikalahkan Persela Lamongan 0-1 pada Sabtu (9/3), kemudian menang telak 6-1 atas Persita Tangerang pada Rabu (13/3).
Enam poin yang dikoleksi Arema FC mengantarkannya duduk di peringkat kedua, sekaligus menjadi salah satu tim dari tiga tim "runner up" terbaik yang berhak lolos ke perempat final karena unggul selisih gol.
Di babak delapan besar, Sabtu (30/3), Arema FC menang mutlak dengan skor 4-0 melawan Bhayangkara FC, kemudian bermain digdaya mengandaskan asa Kalteng Putra di dua pertandingan semifinal, masing-masing dengan skor 3-0 sehingga agregat gol 6-0.
Pencetak gol
Partai Arema FC vs Persebaya di final Piala Presiden 2019 menjadi pertandingan yang panas dan sangat ditunggu-tunggu, atau dalam istilah Italianya "Grande Partita".
Maklum, kedua tim itu memiliki sejarah rivalitas panjang antartim maupun antarsuporter, Bonek Mania dan Aremania.
Dari kubu Arema FC, dua nama penyerangnya bercokol di papan atas tabel top skor sementara, yaitu Dedik Setiawan dan Ricky Kayame yang sama-sama telah menggelontorkan empat gol.
Namun, kedua striker lokal tersebut masih kalah oleh Manuchehr Jalilov yang hingga kini tercatat sebagai pencetak gol terbanyak dengan lima gol. Cak Jali, sebutannya, bertengger di posisi atas bersama gelandang Persija Jakarta, Bruno Matos.
Dedik, Ricky dan Jalilov sama-sama masih punya peluang untuk menjadi pencetak gol terbanyak karena masih memiliki dua pertandingan di final.
"Khusus Ricky, saya tahu dia adalah pemain berkualitas. Dia produktif di Arema karena saya membebaskan dia bermain dengan caranya sendiri," kata pelatih Arema FC, Milomir Seslija.
Secara umum, dilihat dari daftar pemain yang sudah mencetak gol, Arema FC unggul dibandingkan Persebaya.
Total sudah ada 10 pemain Arema FC yang mampu menggetarkan jala lawan-lawannya, yaitu Dedik Setiawan (4 gol), Ricky Kayame (4), Makan Konate (3), Hamka Hamzah (2), Arthur Cunha (1), Hanif Sjahbandi (1), Hendro Siswanto (1), Ricky Ohorella (1), Johan Alfarizi (1), dan Ahmad Nur Hardianto (1).
Sedangkan, Persebaya hanya menyumbangkan enam pemain dalam daftar pencetak gol yakni Manuchehr Jalilov (5 gol), Amido Balde (4), Damian Lizio (1), Otavio Dutra (1), Hansamu Yama (1) dan Irfan Jaya (1).
Komitmen suporter
Suporter Persebaya Surabaya, bonek mania, menjamin akan menjaga kondusivitas saat pertandingan final putaran pertama, begitupun juga janji Aremania untuk tertib di final kedua.
Saat bersilaturahim dengan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Luki Hermawan dan jajaran di Mapolda, Senin (8/4), kedua perwakilan suporter menunjukkan kedewasaannya, meski pertemuan dilakukan tidak secara bersama-sama.
"Bonek menjamin aman. Bonek sudah dewasa. Selama ini tidak ada nyanyian-nyanyian rasis saat bermain di kandang sendiri termasuk melawan Arema," kata koordinator tribun timur, Hasan.
Sedangkan, koordinator lapangan Aremania Ahmad Gozali mengatakan bahwa Aremania bersama pihak kepolisian sepakat menjaga agar sepak bola menjadi hiburan bagi masyarakat.
"Tentunya adalah bagaimana kami menciptakan keamanan, dimulai dari kami sendiri Aremania. Kami sudah menggandeng semua komponen yang terkait dalam keterlibatan pertandingan yang rencananya akan dihadiri RI 1," katanya.
Ia berjanji saat pertandingan nanti Aremania akan lebih menonjolkan kreativitas untuk menunjukkan bahwa mereka adalah suporter yang cinta damai dan menjadi pelopor kemajuan suporter di Indonesia.
Pemenang di turnamen kali ini tentu akan menorehkan sejarah gelaran Piala Presiden. Jika Arema FC unggul maka akan tercatat sebagai tim pertama yang dua kali juara, sedangkan kalau Persebaya pemenangnya maka menjadi tim juara baru.
Menarik untuk ditunggu kiprah 22 pemain kedua tim di atas lapangan, bahkan bukan tidak mungkin dari bangku cadangan mampu membantu timnya meraih hasil maksimal.(*)
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019