Kuala Lumpur (ANTARA News) - Sekitar 300 WNI tanpa paspor RI di Malaysia sejak pagi hari sudah mendatangi KBRI Kuala Lumpur untuk membuat paspor hijau atau menjadi WNI kembali, berkaitan dengan kebijakan pemerintah Malaysia kepada permanent residence (PR) untuk memiliki paspor negara asal.
"Ini merupakan kesempatan terakhir bagi eks WNI untuk kembali menjadi warga negara Indonesia. Kami tidak akan memberikan kesempatan lagi," kata Tatang B Razak, kuasa usaha ad-interim KBRI Kuala Lumpur, Kamis.
Pemerintah Indonesia kembali memberikan kesempatan kepada ratusan ribu eks WNI yang tinggal di Malaysia untuk mendapatkan kewarganegaraan Indonesia, dengan memegang paspor hijau.
Indonesia telah memberikan kesempatan pada akhir tahun 2005 bagi eks WNI di Malaysia untuk mempunyai paspor hijau, tetapi hanya sekitar 30.000 orang yang memanfaatkan. Kini, kesempatan itu dibuka kembali, namun ini yang terakhir.
"Kami akan melayani eks WNI hingga Desember 2007. Jika tidak dimanfaatkan, maka eks WNI itu akan menjadi penduduk atau pendatang ilegal. Mereka bisa kena deportasi oleh pemerintah Malaysia," kata Tatang.
Mohamad Fahmi, 52 tahun, yang lahir di Tulung Agung, Jawa Timur, menyatakan terima kasih sebesar-besarnya kepada pemerintah Indonesia yang bersedia membantu warganya mendapatkan paspor hijau atau kewarganegaraan lagi.
"Saya sudah tinggal di Malaysia 23 tahun. Rumah saya di Taman Sri Gombak, Selangor. Sudah 23 tahun saya tidak pulang ke kampung halaman," kata Mohd Fahmi. Ia bersama istrinya mengurus paspor hijau di KBRI Kuala Lumpur.
Hal yang sama dirasakan oleh Nurleli, 49 tahun, eks WNI yang lahir di Pasaman, Bukit Tinggi, bersama suaminya juga tampak sibuk mengurus formulir.
"Kami terima kasih kepada pemerintah Indonesia. Setelah ada paspor, saya akan meninjau kampung halaman karena sejak tahun 2006, saya tidak bisa pulang kampung. Ibu dan kakak-adik saya saja yang di Minang datang ke Malaysia," kata Nurleli yang tinggal Hulu Langat, Selangor.
Berbeda dengan yang lainnya, Kasmiali, 48 tahun, yang datang bersama dengan suaminya ke KBRI, akan langsung terbang ke Atlanta, Amerika Serikat, menengok cucunya. Kasmiali dan suaminya lahir di Tulung Agung, Jatim, kini tinggal di Klang, Selangor sejak 1979.
"Anak saya yang sulung sedang ambil master di Amerika. Sudah enam tahun di sana. Anak nomor 2 baru tadi malam juga pergi ke Amerika untuk ambil master. Anak sulung yang lahir di Indonesia baru melahirkan anak. Kami ingin menengoknya," kata Kasmiali, yang profesinya sebagai penjual pisang & ubi goreng serta air tebu, sedangkan suaminya semula kontraktor dan kini sebagai petani ladang.
Selain KBRI Kuala Lumpur, Konjen Johor Bahru dan Pulau Pinang serentak membuka pelayanan bagi WNI tanpa paspor untuk mendapatkan paspor hijau mulai 1 November 2007.
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007