Saat ini kami nilai etnis Tionghoa khususnya kaum milenial sudah mulai mau berpartisipasi dalam pemilu karena suara mereka pun sama pentingnya untuk menentukan nasib bangsa ke depannya, tambahnya

Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Etnis Tionghoa yang tinggal di Sukabumi, Jawa Barat memastikan pada hari H pemungutan suara menyalurkan hak pilihnya dan tidak memilih untuk menjadi golongan putih (golput) karena satu suara penting untuk menentukan nasib bangsa lima tahun ke depan.

"Suara kita hari ini menentukan lima tahun ke depan, sehingga jangan sampai pesta demokrasi tidak dimanfaatkan untuk menyalurkan suaranya dalam menentukan calon pemimpin yang layak bagi Indonesia," kata Ketua Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI) Jawa Barat Yenyen Siswati di Sukabumi, Senin.

Menurutnya, nasib anak bangsa ditentukan melalui pemilihan umum (pemilu) bagi pemilihan calon anggota legislatif, pemilihan presiden maupun pemilihan kepala daerah. Mendekati Pilpres dan Pileg ini tentunya etnis Tionghoa bisa memilah dan memilih mana calon yang terbaik untuk bangsa ini dan tentunya harus berpartisipasi.

Selain itu, pihaknya mengapresiasi milenial Tionghoa yang saat ini sudah banyak yang aktif dan peduli terhadap dunia politik. Ini dilihat dari banyaknya anak muda Tionghoa yang terjun langsung ke perpolitikan dalam negeri seperti bergabung dengan partai politik dan juga mencalonkan diri menjadi caleg.

Harus diakui dalam beberapa kali dilaksanakan pemilu, etnis Tionghoa lebih banyak yang memilih golput, tetapi untuk Pemilu 2019 ini pihaknya juga mengajak agar bisa bersama-sama mensukseskan pesta demokrasi lima tahunan ini.

"Saat ini kami nilai etnis Tionghoa khususnya kaum milenial sudah mulai mau berpartisipasi dalam pemilu karena suara mereka pun sama pentingnya untuk menentukan nasib bangsa ke depannya," tambahnya.

Yenyen mengatakan, untuk menekan angka golput khususnya di kalangan milenial, pihaknya bersama beberapa komunitas gencar melakukan sosialisasi, baik dengan cara dari pintu ke pintu maupun mengadakan acara hiburan yang berisi tema antigolput.

Sementara, Ketua KPU Kota Sukabumi Sri Utami menargetkan angka partisipasi masyarakat pada Pemilu 2019 sebesar 80 persen dari jumlah daftar pemilih. Bahkan pihaknya optimistis angka partisipasi tersebut bisa melebihi target karena masyarakat di daerah ini sudah melek politik dan peduli.

Untuk menekan angka warga yang golput tersebut pihaknya gencar melakukan sosialisasi seperti jalan sehat yang dilakukan pada Minggu, (7/4). Langkah ini untuk menarik warga bahwa suaranya sangat berarti demi kemajuan bangsa ini dalam lima tahun ke depan.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019