Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X menilai wacana bahwa istrinya, GKR Hemas dan putri sulungnya GKR Pembayun, akan dicalonkan sebagai calon gubernur oleh partai politik dan sejumlah organisasi hanyalah isu yang tidak perlu ditanggapi. "Mereka hanya melempar isu, karena hanya isu, tidak usah ditanggapi," kata Sultan menjawab wartawan usai menerima kunjungan Gubernur Kyoto Jepang Keiji Yamada di Gedong Jene Keraton Yogyakarta, Rabu petang. Nama GKR Hemas disebut oleh sebuah partai politik berpotensi dimajukan dalam Pilkada DIY 2008, sedangkan GKR Pembayun diusung oleh organisasi kepemudaan untuk ikut pemilihan gubernur pascaberakhirnya masa jabatan Sultan Hamengku Buwono X pertengahan Oktober tahun depan. Sultan enggan mengomentari wacana tersebut karena menganggapnya sebagai isu yang sengaja dilemparkan oleh pihak tertentu. "saya tak perlu menanggapinya," kata Raja Keraton Yogyakarta ini. Ia mengharapkan semua pihak untuk menunggu undang-undang tentang Pilkada DIY. "Sekarang kan belum ada undang-undangnya, kok mencalonkan orang. Kita tunggu dulu undang-undang itu isinya bagaimana," katanya. DIY saat ini masih menunggu kepastian mekanisme pemilihan gubernur menyusul Sultan Hamengku Buwono X tidak bersedia lagi menjadi Gubernur DIY. Selain itu, pemerintah juga masih membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Keistimewaan DIY sehingga belum bisa dipastikan apakah pemilihan gubernur melalui pilkada atau tetap dengan `keistimewaannya` berdasarkan penetapan seperti yang diterapkan selama ini.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007