Pengembangan bandara nantinya, apakah ke darat atau ke laut tergantung hasil studi

Kupang (ANTARA) - Pemerintah pusat mengalokasikan anggaran sekitar Rp250 miliar untuk pengembangan Bandara Haji Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Dana dari APBN ini sudah turun untuk pembebasan lahan. Pengembangan bandara nantinya, apakah ke darat atau ke laut tergantung hasil studi," kata Wakil Bupati Ende Djafar Ahmad di Kupang, NTT, Senin.

Bandara Haji Hasan Aroeboesman, yang memiliki panjang landasan 1.650 meter, rencananya akan diperpanjang hingga lebih dari 2.000 meter.

Ia mengatakan, pengembangan bandara ini salah satunya bertujuan memperlancar akses penerbangan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah setempat.

Menurutnya, pemerintah setempat juga ingin menangkap peluang arus kunjungan wisatawan dari Bali dengan mendorong pembukaan rute Denpasar-Ende.

"Kami sering diskusi dengan para agen travel di Bali untuk mendorong pembukaan rute Denpasar-Ende sehingga turis-turis yang bosan di Denpasar bisa berwisata ke Ende dan sekitarnya," katanya.

Ia mengatakan, selain itu, pesawat jenis ATR akan tidak bisa diterima lagi masuk di Denpasar, karena itu pengembangan bandara ini juga untuk menangkap peluang yang ada.

Djafar menambahkan, kalau maskapai Garuda akan masuk lagi di Ende, maka layanan penerbangan akan semakin ramai dengan 10 kali penerbangan setiap hari.

"Sehingga, nantinya Bandara di Ende akan menjadi yang teramai kedua di NTT setelah Bandara El Tari Kupang dan tentunya arus wisatawan juga akan semakin menggeliat," katanya.

Baca juga: Waturaka Ende raih desa wisata alam nasional terbaik
Baca juga: Infrastruktur destinasi wisata utama NTT dibenahi

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019