Jakarta (ANTARA) - Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto meminta kepala daerah yang merupakan kader PDIP di Provinsi Lampung untuk menerapkan politik kebaikan jelang pelaksanaan Pemilu 2019.
Permintaan tersebut disampaikan Hasto usai berkoordinasi dengan kepala daerah dari PDIP, yaitu Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto, Bupati Tulang Bawang Winarti, Bupati Tanggamus Dewi Handajani, dan Wali Kota Bandar Lampung Herman.
"Kami juga bahas, kami percaya pada politik kebaikan tetapi apapun kepala daerah juga punya infrastruktur untuk memberikan penjelasan terhadap politik kebaikan itu, memberikan penjelasan agar semua tidak percaya hoaks," kata Hasto di Bandarlampung, Minggu.
Hasto pun memberikan contoh kasus yang terjadi Maluku beberapa tahun lalu akibat adanya informasi yang sengaja dikaburkan sehingga terjadi provokasi.
"Ada penyerangan tempat-tempat ibadah kemudian membangkitkan emosi warga. Kami tidak ingin itu, maka seluruh kepala daerah dari PDI Perjuangan punya tanggung jawab punya komitmen untuk menjaga keamanan, menjaga ketentraman, dan pemilu damai," ucap Hasto.
Dalam pertemuan itu, juga membahas pemenangan untuk pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin agar target 65 persen suara di Lampung tercapai.
Menurut Hasto, Jokowi ingin menjadikan Lampung sebagai pintu gerbang kemakmuran bagi Pulau Sumatera yang nantinya akan terhubung sampai Provinsi Aceh dalam satu kesatuan pembangunan infrastruktur.
"Sehingga semua menjadi penting apalagi Lampung ini kaya akan aneka ragam komoditas yang menjadi daya unggul ke depan," ujar dia.
Pada Pilpres 2014 di Provinsi Lampung, Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) unggul perolehan suara atas pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Saat itu, Jokowi-JK memperoleh 2.299.889 suara atau 53,07 persen. Sedangkan Prabowo Hatta memperoleh 2.033.924 suara atau 46,93 persen.
Pilpres 2019 diikuti dua pasangan calon, yaitu nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019